Mohon tunggu...
Kang Jenggot
Kang Jenggot Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan swasta

Hanya orang sangat biasa saja. Karyawan biasa, tinggal di Depok, Jawa Barat

Selanjutnya

Tutup

Politik

Panggung Politik Menuju Karpet Merah Istana

11 Maret 2012   06:13 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:13 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Namun yang jadi problem, ada potensi Demokrat tak solid dalam Pilkada. Persaingan Nachrowi dan Fauzi memperebutkan tiket pencalonan bisa berimbas pada soliditas partai. Katakanlah, DPD dan DPP lebih memilih untuk mengusung Nachrowi Ramli, sedangkan dewan pembina menginginkan Fauzi.

" Nah ini bisa berpotensi untuk tidak solidnya suara Partai Demokrat dalam Pemilukada DKI Jakarta,"katanya.

Partai lainnya, PDI-P juga masih menyimpan teka-teki. Partai pimpinan Megawati itu belum juga memutuskan calon. Berhembus akhir-akhir ini nama Joko Widodo, walikota Solo yang akan dimajukan. Namun, PDI-P tak cukup kursi mesti menggandeng partai lain untuk menggenapi koalisi. Pada Pilkada 2007, PDI-P adalah pendukung utama Fauzi-Prijanto. Dan nama Fauzi masih di pertimbangkan.

Politisi senior PDI-P, AP Batubara misalnya, masih menganggap Fauzi Bowo layak maju lagi. " Fauzi masih bagus," katanya.

Partai yang belum memastikan calon adalah PKS. Kendati salah satu kadernya, Triwisaksana sudah mendeklarasikan sebagai calon gubernur, pengurus teras PKS belum secara resmi mengamini. Pengalaman kalah di 2007, sepertinya jadi pelajaran berharga bagi partai kader tersebut, kendati dari modal politik PKS memadai maju sendiri. Berkoalisi dengan partai lain sepertinya itu yang sedang di jajaki. PKS pun rajin membuka komunikasi dengan partai lain. Termasuk mendekati Fauzi Bowo.

Peluang mendapat kawan koalisi masih terbuka. Sebab masih ada PKB, Hanura, PAN dan Gerindra yang belum memutuskan hendak bergabung dengan siapa, atau mendukung siapa. PAN misalnya, menawarkan Wanda Hamidah, sebagai calon gubernur sebagai konsesi berkoalisi.

Andi Syafrani pun menyebut, Pilkada Ibukota adalah panggung ujian bagi partai sebelum bertarung di 2014. Siapa jadi jawara, modal untuk pemenangan pemilu dan Pilpres 2014 setidaknya sudah dicicil.

" Bisa jadi menang di ibukota, bisa memperlancar karpet merah menuju Istana," katanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun