Mohon tunggu...
Kang Jenggot
Kang Jenggot Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan swasta

Hanya orang sangat biasa saja. Karyawan biasa, tinggal di Depok, Jawa Barat

Selanjutnya

Tutup

Politik

Diana Oh Diana

10 Maret 2012   05:59 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:16 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

" Tidak memiliki waktu untuk pergi ke Jakarta, karena sibuk dengan usahanya," demikian penggalan alasan yang di ucapkan Diana Maringka, eks Ketua DPC Partai Demokrat Manado, untuk menolak bersaksi dalam persidangan kasus korupsi proyek Wisma Atlet, seperti yang ditulis Kompas, Sabtu, 10 Maret 2012.

Alasan itu diucapkan Diana, menyusul permintaan kuasa hukum Nazaruddin (eks Bendahara Umum Partai Demokrat), Elza Syarif, yang meminta Diana bersaksi dalam kasus kliennya. Diana berdalih, pengakuannya tak terkait dengan kasus Nazar (Kompas, Sabtu 10 Maret 2010).

Ah, Diana Maringka memang bukan Diana Pungky, artis berpipi chubby, yang suka main sinetron komedi. Tapi kok rasanya saya sedang menyaksikan potongan sinetron, tapi bukan di layar televisi, namun di panggung politik negeri ini.

Benar pengakuan Diana itu tak terkait dengan kasus Wisma Atlet, bahwa dia terima duit dan blackberry saat Kongres Demokrat di Bandung yang di menangkan Anas. Tapi, bukankah Nazaruddin sendiri berulang-ulang selalu mengatakan, bahwa dia kirim duit ke arena Kongres dan membagi-bagikannya ke pengurus-pengurus Demokrat. Dan kata Nazar pula, duit itu sebagian diantaranya dari proyek Wisma Atlet.

Duit, kata Nazar, tak hanya diberikan pada kubu Anas Urbaningrum, tapi juga tim Andi. Tapi memang porsi terbesar adalah untuk Anas yang kemudian memenangi kongres.

Tapi Diana menegaskan untuk apa hadir, karena merasa tak ada kaitannya dengan kasus Wisma Atlet, juga ia sibuk dengan usahanya.

Rasanya lucu saja, kenapa harus takut bila tak terkait. Bukankah ia mengaku terima duit seperti yang ia umbar di media. Tentu duit itu dari mana asal-usulnya, publik perlu tahu. Apakah yang diterima Diana memang duit Wisma Atlet atau bukan.

Kenapa, ketika dipanggil Tim Pengawas, Diana bersemangat datang ke Jakarta untuk di periksa? Apa dia tak sedang sibuk dengan usahanya hingga mau datang ke ibukota?

Atau hadir sebagai saksi bagi kasus Wisma Atlet, hanya akan membuat ia mungkin saja dianggap mendukung Nazaruddin? Dan secara politis tentunya penilaian itu kurang menguntungkan, karena 'kaki' Nazar di Demokrat tak kuat lagi. Ah, baiknya tak bersyakwasangka. Mungkin benar ia sibuk sehingga tak perlu bersaksi.

Saya pun hanya membayangkan, andai Diana berani bersaksi, mungkin ada yang bisa digali. Publik ingin tahu seperti apa ending Wisma Atlet. Sehingga bisa menerka dengan lebih jelas, apakah panggung partai duitnya dari proyek bermasalah.

Diana, oh Diana...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun