Mohon tunggu...
Kang Jenggot
Kang Jenggot Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan swasta

Hanya orang sangat biasa saja. Karyawan biasa, tinggal di Depok, Jawa Barat

Selanjutnya

Tutup

Politik

Berebut Penghuni Kebon Sirih-1

17 April 2014   04:13 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:35 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sepekan terakhir ini, para elit partai sibuk menjajaki kemungkinan untuk berkoalisi. Calon Presiden dari PDI-P,  Mas Joko Widodo atau biasa dipanggil Jokowi, adalah yang paling aktif diberitakan wara wiri menemui pentolan partai lain. Mas Jokowi, harus memastikan koalisi yang dibangun PDI-P, benar-benar kuat. Setelah sowan ke Ketua Umum Partai NasDem, Pak Surya Paloh, setelah itu Mas Jokowi langsung meluncur menemui Ketua Umum PKB, Mas Muhaimin Iskandar. Seperti tak kenal lelah, setelah itu Mas Jokowi bertandang ke markas Partai Golkar, di Slipi bertemu dengan capres beringin, Pak Aburizal Bakrie. Sementara jagoan partai Gerindra, Pak Prabowo Subianto, memilih menjalin komunikasi secara diam-diam dengan partai lain.

Bila melihat peta kekuatan, tiga partai yakni PDI-P, Golkar dan Gerindra, punya kans paling besar untuk bisa mengajukan calon presidennya sendiri. Berdasarkan hasil hitung cepat, PDI-P meraup 19 persenan suara, lalu diikuti Golkar yang memperoleh 14 persenan suara, dan Gerindra mendapat 12 persenan suara.

Tiga partai itupun, sudah mempunyai capresnya sendiri. Banteng moncong putih akan menyorong Mas Jokowi. Sementara beringin, tidak akan mengevaluasi lagi pencapresan Pak Aburizal Bakrie. Sedangkan Pak Prabowo, harga mati bagi Gerindra. Artinya, tinggal posisi cawapres yang masih lowong. Posisi orang yang akan berkantor di Kebon Sirih inilah, yang diperebutkan partai-partai lain di luar partai tiga besar tersebut. Siapa yang mengisi posisi Kebon Sirih-1, itu yang masih diperebutkan. Kebon sirih, adalah daerah di Jakarta Pusat, tempat Istana Wapres berada.

Perkembangan terakhir, NasDem sudah memutuskan bakal bergabung dengan PDI-P. Bahkan, Ketua Umum Pak Surya Paloh, sudah menyebut nama cawapres yang akan disodorkan ke kubu PDI-P untuk mendampingi Mas Jokowi, yakni Pak Jusuf Kalla atau yang biasa Pak JK, mantan Wakil Presiden.  Kubu PDI-P sendiri, belum memutuskan. Meski kriteria siapa pendamping Jokowi sudah ditetapkan.

Akhir Maret kemarin, Ketua DPP PDI-P,  Mas Maruarar Sirait, dalam sebuah diskusi di Jakarta, sempat menyebut beberapa nama yang layak mendampingi Jokowi. Nama-nama itu adalah Pak Jusuf Kalla, Pak Ryamizard Ryacudu dan Pak Mahfud MD. Sebenarnya masuk juga nama Pak Abraham Samad. Tapi, Ketua KPK itu, sudah menegaskan tetap di Rasuna Said, tak berminat pindah ke Kebon Sirih.

" Beberapa nama masuk, Pak Jusuf Kalla, dalam survei paling tinggi sebagai cawapres Mas Jokowi. Ada juga yang mengusulkan Pak Ryamizard. Juga Pak Mahfud MD, yang kuat di bidang penegakan hukum," kata Maruarar ketika itu.

Dukungan kepada menantu mantan Wapres Pak Try Sutrisno pun mulai menggeliat. Selasa, 15 April di sebuah cafe di Cikini, sejumlah pemuda yang mendeklarasikan 'Sahabat Pemuda dan Mahasiswa Ryamizard'. Menurut penggagas sekaligus ketuanya, Mas Abdul Rakib Wenno, sosok mantan KSAD itu, tepat mendampingi Jokowi. Ia yakin, figur seperti Pak Ryamizard akan diterima publik, sebab menurutnya publik tengah merindukan sosok yang punya karakter tegas. Sebab mantan tentara,  Pak Ryamizar mempunyai itu.

"Pak Ryamizard memiliki karakter yang tegas dalam bersikap. Dia juga memiliki sifat karismatik, independen, bersih dan berani dan telah mewakafkan hidupnya untuk kedaulatan NKRI," katanya.

Ia yakin, bila duet Mas Jokowi- Pak Ryamizad disorong ke publik, penerimaannya akan positif. Hadirnya sosok Pak Ryamizard, juga bisa mengimbangi capres lainnya yang juga mantan tentara, yaitu Pak Prabowo Subianto.

" Pak Ryamizard bisa memberi penyegaran," katanya.

Sementara Pak Mahfud MD mendapat dukungan dari PBNU. Ketua Umum PBNU, KH Said Aqil Siradj, secara terang-terangan mendukung mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu sebagai cawapresnya Mas Jokowi, bila PKB kemudian memutuskan berkoalisi dengan Jokowi.

Tidak hanya Kyai Said yang mendorong Pak Mahfud. Ketua PKB, Mas Helmy Faishal Zaini juga menegaskan, nama-nama seperti Bang Rhoma Irama, Pak Mahfud MD atau Pak Jusuf Kalla, masih ditawarkan PKB ke partai lain sebagai capres maupun cawapres. " Masih kita tawarkan, baik sebagai capres maupun cawapres," kata Menteri Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal tersebut.

Nama lain yang ditawarkan PKB sebagai cawapres ke kubu PDI-P, adalah Mas Muhaimin Iskandar, sang ketua umum. Salah seorang Ketua DPP PKB, Mas Marwan Jakfar yang mengatakan itu. Mas Marwan sendiri, ikut hadir, saat Mas Muhaimin bertemu dengan Mas Jokowi, beberapa hari yang lalu.

"Ketua Umum PKB, layak jadi cawapres," kata Mas Marwan.

Sementara kubu PAN, sepertinya akan terus mendorong duet Pak Prabowo- Pak Hatta. Ketua Badan Pemenangan PAN, Mas Viva Yoga Mauladi, mengakui bila wacana duet Pak Prabowo- Pak Hatta terus dikomunikasikan dengan pihak Gerindra. Komunikasi juga kian intensif.

" Jalan terus mas, wait a moment saja," katanya.

Di kubu beringin, perkembangan terakhir mencatatkan, selangkah lagi Hanura bisa dirangkul. Koalisi Golkar dan Hanura tinggal ketuk palu saja, setelah Ketua Umum Golkar, Pak Aburizal Bakrie dan Wiranto bertemu empat mata.  Wasekjen Partai Golkar, Mas  Tantowi Yahya mengakui itu, bahwa kerjasama antara Golkar dan Hanura, tinggal direalisasikan saja.

Maka bila Golkar dan Hanura resmi berkongsi, bisa jadi Ical bakal diduetkan dengan Pak Wiranto, atau dengan Pak Hary Tanoesoedibjo. Selama ini, Hanura sudah gencar mempromosikan duet Pak Wiranto-Pak Hary Tanoe. Tapi raihan suara Hanura, menurut hasil hitung cepat hanya 5 persenana saja. Jadi sangat berat bila memaksakan diri terus mengusung duet Pak Wiranto- Pak Hary Tanoe. Pilihan yang tersisa adalah mengincar posisi cawapres.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun