Mohon tunggu...
Muhamad Saepudin
Muhamad Saepudin Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -

Seorang blogger yang masih perlu banyak belajar. Dia juga seorang ayah dan suami. Terlahir di tatar Sunda, beristrikan Jawa, terasing di borneo Kalimantan Timur. Kunjungi blog saya di www.muhamadsaefudin.blogspot.co.id

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Logika versus Imajinasi

16 Januari 2016   23:02 Diperbarui: 16 Januari 2016   23:02 750
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona


Albert Einstein pernah berujar begini,
"Logic will get you from A to Z, imagination will get you everywhere"

Artinya logika akan menuntunmu dari A ke Z, sedangkan imajinasi akan membawamu kemana-mana. Maksud dari pepatah ini adalah bahwa ketika seseorang menggunakan logika atau akal pikiran dalam kondisi tertentu, ia hanya mendapatkan penjelasan-penjelasan yang terbatas, sebatas definisi yang tersusun dari huruf-huruf alfabet.

Contoh pertama, saat kita dihadapkan kondisi dimana harus menyeberang sungai yang dipenuhi buaya, mungkin hanya akan mendapatkan jawaban yang terbatas. Naik perahu, berlari memutar, atau mungkin berayun dari tali pohon di ujung sungai ke ujung sungai yang lain.

Contoh lain, saat berpikir dengan logika tentang, cara agar kita bisa pergi berenang di hari libur, mungkin akan mendapatkan beberapa pilihan saja, contohnya pergi ke kolam renang, berenang ke sungai, renang ke laut, dan lain sebagainya. Jawabannya mungkin berjumlah 3 pilihan, 4 pilihan, atau sebanyak-banyaknya pun gak akan melebihi 10 pilihan.

Tetapi saat kita menggunakan imajinasi, jawabannya akan sangat banyak, melebihi jawaban yang mencakup di luar akal pikiran atau logika. Inilah kehebatan imajinasi. Ini pulalah yang membuat seorang Einstein berhasil menemukan Teori Relativitas Massa. Wonderful!

Jadi, imajinasi akan memunculkan berbagai jawaban, tak terhingga. Coba kita lihat.

Saat kita berpikir agar bisa berenang, dengan menggunakan imajinasi,akan muncul ide-ide yang diluar nalar atau akal. Bisa saja ada ide untuk berenang di kolam air susu, berenang di atas mobil tronton, berenang bersama buaya buas, berenang dengan memakai bola plastik, dan sebagainya.

Pernahkah hal itu terpikirkan oleh kita? Mungkin tidak, saat ini. Tapi dengan mencoba memahami maksud yang tersirat dari quotes yang keluar dari seorang Albert Einstein, yang dikenal sebagai orang "gila" abad 20an, kita akan mulai berpikir ulang tentang banyak hal yang bisa dilakukan. Dal hal tersebut ide yang terbilang unik. Inilah keistimewaan imajinasi.
____________________________________________________________________________
Menurut wikipedia, logika memiliki arti hasil akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan diungkapkan lewat bahasa. Ia mengacu pada rasional atau masuk akal tidaknya suatu pemikiran.

Sedangkan imajinasi merupakan suatu kerja akal dalam mengembangkan suatu pemikiran yang lebih luas dari apa yang pernah dilihat, didengar, dan dirasakan. Dengan imajinasi manusia mengembangakn suatu kesederhanaan menjadi dalam pikiran. Manusia dapat mengembangkan sesuatu dari ciptaan Tuhan dalam pikirannya. Ia bisa berbentuk benda atau hanya sekedar pikiran terlintas di benak.
_____________________________________________________________________________

Dari definisi diatas, sudah bisa kita cermati, bahwa imajinasi merupakan pengembangan yang lebih luas lagi atas hasil dari kerja akal manusia. Sehingga, jelaslah bahwa imajinasi akan mendorong manusia mendapatkan sesuatu yang lebih besar dan lebih bernilai.

Namun, bagaimanapun logika dan imajinasi seringkali berjalan beriringan silih berganti. Pada satu titik, logika dibutuhkan untuk mendapatkan suatu pikiran. Dan kemudian akan menjadi lebih "wah" setelah dikembangkan menggunakan imajinasi.

Pada umumnya, semua karya yang dihasilkan oleh manusia merupakan hasil dari buah pikiran secara logika dan imajinasi. Seorang James Watt, menggunakan logika untuk membuat sebuah mesin yang tidak menggunakan tenaga manusia. Ini merupakan awal munculnya pemikiran yang terbentuk dari sebuah logika. Setelahnya dilengkapi oleh imajinasi, kemudian muncul ide pengembangan, mesin tersebut bisa digerakkan dengan tenaga uap. Uap menghasilkan panas atau steam, dan dengan uap itulah akan menjadi sumber penggerak roda. Hebat bukan?! Ya, hebat sekali otak manusia. Jangan lupa, yang menciptakan otak ini, Allah Yang Maha Besar, dengan segala penciptaannya. Subhanallah.

Mobil, sepeda motor, pesawat, kereta api, robot, televisi, dan laptop yang sedang saya gunakan untuk menulis ini merupakan buah dari penggunaan logika dan imajinasi. Internet yang menjadi penghubung antara kita merupakan buah dari imajinasi. Luar biasa!

Entah berpuluh-puluh tahun lagi manusia akan menciptakan apa. Mungkin akan membuat robot yang mampu menggantikan pekerjaan manusia sebesar 60 persen dari pekerjaan yang ada. Kita gak pernah tahu. Akal manusia terus berkembang. Imajinasi manusia akan terus maju dan jauh ke depan.

Lalu, apakah imajinasi ini berdampak positif atau negatif? Atau pertanyaannya, lebih banyak manfaat yang positif atau negatif?? Jawabannya tergantung. Ada istilah yang cukup terkenal, "The man behind the gun". Saat imajinasi digunakan untuk hal-hal yang merusak segala sisi yang ada di dunia ini, maka ia menjadi negatif. Ketika digunakan untuk hal positif, maka menjadi manfaatlah imajinasi tersebut. Dengan imajinasi, sudah berapa banyak hal-hal yang menjadi mudah dikerjakan.

Manusia ingin dengan cepat pergi ke luar negeri, imajinasi menuntuk untuk membuat pesawat.

Saat seseorang ingin melihat keadaan saudaranya yang berada di luar kota, imajinasi memunculkan handphone yang bisa mengirim video, atau ngobrol online.

So, ayo tingkatkan dan gunakan imajinasimu untuk mengubah dunia menjadi lebih baik, lebih berkah, dan lebih indah!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun