Pak Sigit (kaos putih)
Â
Wah, bagi saya itu sudah seperti dikocok sama Tornado-nya Dunia Fantasi Ancol. Pengalaman pertama berada di tengah laut. Tengah malam saya bangun, saya lihat Pak Sarofi sudah tidur. Yang masih bertahan mancing tinggal Pak Sardjono di bagian depan kapal dan Pak Sigit di bagian belakang. Saya masih penasaran, pengen coba mancing lagi. Saya pasang pancing dan masukkan ke laut sedalam 40 meter, kata tukang kapal sekitar 40 meter ikan tenggiri itu adanya. 15 menit berlalu, kemudian "nyuuuuutt..nyuurr", umpan saya dimakan. Saya langsung teriak "tenggiri..." Tukang kapal langsung bawa gancu. Masih saja, saya kalah cepat menggulung karena sudah dalam kondisi lemas, habis mabuk sebelumnya. Walhasil, tenggiri yang menang. Saya kalah. Ini kesempatan kedua, tapi masih belum rezeki.Ya Sudahlah, begitu kata Bondan Prakoso. Saya mengurusi sendiri aja masih susah, mana bisa fokus.
Setelah sholat shubuh, sunrise di langit laut Sangatta muncul dengan indahnya.
Saya lihat box ikan sudah penuh dengan ikan tenggiri. Total berjumlah 10 ikan tenggiri. Akhirnya kami pulang dengan wajah sumringah di pagi hari. Perburuan tenggiri yang sukses dan senang. Seperti wajahnya Pak Sardjono di bawah ini nih...Ihhh ketawanya lepaaasss. Hehehehe.Â
Â
Sampai di pelabuhan, langsung bongkar muat dari kapal ke mobil. Setelah menyelesaikan urusan dengan orang kapal, kami kemudian pulang ke Samarinda. Jam 4 sore sampai di rumah. Dan saya yang nggak dapat tenggiri hasil mancing sendiri, tetap dapat bagian ikan tenggiri. Alhamdulillah kebagian 2 ekor tenggiri. Hehehe. Langsung dibikin pentol dan empek-empek tenggiri.Ada juga yang dipanggang pakai bumbu kecap. Hmmm..maknyuss. Empuk banget daging ikan tenggiri ini.
Daging ikan tenggiri yang udah dipanggang dimakan pakai sambal kecap. Hmmm maknyuusss
Â
Salam mancing mania, mantap!!!