Mohon tunggu...
Muhamad Saepudin
Muhamad Saepudin Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -

Seorang blogger yang masih perlu banyak belajar. Dia juga seorang ayah dan suami. Terlahir di tatar Sunda, beristrikan Jawa, terasing di borneo Kalimantan Timur. Kunjungi blog saya di www.muhamadsaefudin.blogspot.co.id

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Serunya Memancing Ikan Tenggiri di Sangatta, Kutai Timur

13 Januari 2016   23:09 Diperbarui: 16 Januari 2016   07:36 561
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Karena dari tadi gak ada ketombong yang naik, saya langsung pasang mata pancing tenggiri (size no.7 merk Owner). Dan benar feeling saya kan pak, hehehehe." Ungkap pak Sarofi setelah dapat 1 tenggiri. Rupanya kami baru tahu, kalau gak ada ketombong, berarti tandanya ikan tenggiri sudah berkumpul di spot tersebut.

Mulai dari situ, kami berempat memasang mata pancing ikan tenggiri. Saya, Pak Sardjono dan Pak Sigit, yang terhitung perdana mancing tenggiri, memakai handline. Handline bentuknya seperti gulungan line atau tali nilon yang dipasangi mata pancing.

Pak Sarofi sendiri yang memakai stik atau joran. Bagi pemula, lebih mudah pakai handline. Begitu katanya. Saya turuti saja. Khusus saya dan pak Sigit, untuk mata pancing dipasangkan oleh Pak Sarofi. Kalau pak Sardjono belajar dulu ke Pak Sarofi, setelah itu langsung bisa masang sendiri.

Alhasil, selama semalaman mulai jam 10 sampai jam 3 pagi, Pak Sarofi dapat 5 ikan tenggiri dengan berat rata-rata sekitar 8 kg. Pak Sardjono dapat 3 ikan tenggiri dan Pak Sigit dapat 2 ikan tenggiri. Lalu saya gimana?

Pak Sarofi dan tenggiri-nya

 

Saya pernah sekali umpan pancing dipatuk tenggiri, dan saya rasakan sendiri "gila"-nya tenggiri membawa nilon saya. Karena saya kurang cepat menggulung tali pancingnya, lepas. Satu-satunya kesempatan saya hilang sudah. Tapi merasakan "getaran" saat umpan dimakan dan dibawa tenggiri sudah saya rasakan. Habis itu...mata saya mulai kunang-kunang. Bibir saya serasa kering. Perut saya seakan berontak alias mual. Dan seisi perut keluar semua alias mabuk. Hadeuuh...pusing sekali waktu itu. Pertama kali teromabng-ambing di atas kapal selama 5 jam lebih rupanya bikin puyeng. Udah gitu, dibully sama teman-teman sekapal.

"Wah dikasih makan tenggirinya, nggak mau makan lagi ikannya mas Saef.."

Saya menyerah dan memutuskan tidur di dalam kapal. Agar terhindar dari angin malam. Sambil melihat pak Sigit mancing. Padahal saya berada di bagian belakang kapal, dengan pak Sigit. Yang notabene anginnya lebih pelan. Kata mereka ombaknya sebenernya normal-normal saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun