Mohon tunggu...
Muhamad Saepudin
Muhamad Saepudin Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -

Seorang blogger yang masih perlu banyak belajar. Dia juga seorang ayah dan suami. Terlahir di tatar Sunda, beristrikan Jawa, terasing di borneo Kalimantan Timur. Kunjungi blog saya di www.muhamadsaefudin.blogspot.co.id

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Serunya Memancing Ikan Tenggiri di Sangatta, Kutai Timur

13 Januari 2016   23:09 Diperbarui: 16 Januari 2016   07:36 561
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ikan tenggiri pak Sarofi di labuhan nanang sangatta

Baru 45 menit kapal mengalun di lautan Sangatta, tiba-tiba engine mati dan kapal pun berhenti bergerak. Ternyata enginenya bermasalah, setelah diperbaiki, kapal pun melaju lagi. Tapi kapal berjalan lebih lambat daripada sebelumnya.

"Waah bisa lebih lama nih kalo begini" celetuk salah seorang dari kami. Dan betul, harusnya spot Labuhan Nanang bisa ditempuh dalam waktu 45 menit, karena enginenya gak running normal jadi lebih lama, sekitar 1 jam 30 menit. Dua kali lipat waktu tempuh normal. Maghrib menjelang isya, tiba lah kami di spot tenggiri. Pak Sarofi, pemancing senior diantara kami, yang memandu perburuan ikan bertubuh panjang kali ini. Pertama kalinya, kami memasang renta. Apa itu renta? Renta itu bentuknya memiliki lebih dari 6 mata pancing berukuran kecil. Tujuan pakai renta adalah memancing ikan kecil berukuran sekitar 3 jari bernama ikan ketombong. Ikan ketombong ini yang akan dijadikan umpan ikan tenggiri nantinya.

Satu jam berlalu. Saya, Pak Sardjono, dan Pak Sigit memancing pakai renta, belum dapat juga ketombong. Saya yang waktu itu baru pertama kali, cukup mengikuti saja perintah dari sang senior. Saya ikut mancing ketombong pakai renta. Eeh, pas saya angkat rentanya, ada ikan berwarna merah yang nyangkut di salah satu mata pancing renta saya.

"Waah, ikan kurisi. Boleh lah...untuk mancing perdana ". Puji Pak Sarofi pada saya.

Ikan kurisi yang saya dapat

 

Setelah saya dapat kurisi, kami fokus mancing ketombong lagi pakai renta. Namun tiba-tiba,"kwiiitt...cwiiittt", seperti bunyi sepatu pemain basket yang bergesekan dengan lantai. Kami melihat pak Sarofi lagi terengah-engah memainkan tangan kirinya menggulung tali pancing. Tangan kanannya memegangi stik pancing kuat-kuat, sambil dinaik turunkan mengikuti irama.

"Tenggiriii...angkat pancing semuanya" Teriak pak Sarofi pada kami. Langsung saya angkat renta saya. Dan akhirnya, tukang kapal mengambil gancu (Sejenis besi berbentuk melengkung dan tajam diujungnya, berfungsi mengangkat ikan besar dari permukaan laut. Caranya ditusukkan di badan ikan kemudian diangkat).

"Braaaakkk...". Ikan dengan panjang sekitar 1 meter dan berat berkisar 8 kg jatuh menghantam geladak kapal.

Wajah saya, Pak Sigit, dan Pak Sardjono ikut merasakan betapa lelahnya pak Sarofi mengalahkan perlawanan ikan tenggiri ini. Pak Sarofi berhasil membuka perburuan tenggiri malam itu. Rupanya ikan memiliki gaya tarik yang kuat saat di dalam air, tapi ketika diangkat keatas, akan lebih ringan.

Pak Sarofi terlihat ngos-ngosan. Begitu rupanya sensasi memancing ikan tenggiri. Saya mulai berpikir, mungkin ini yang selama ini dicari oleh para pemancing ikan. Ya, ikan apa pun jenisnya. Sensasi saat umpan dimakan sampai ikan berhasil ditangkap. Mungkin ini yang gak bisa dijelaskan pada orang lain. Salah satu alasan kenapa memancing menjadi hobi bagi sebagian orang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun