Mohon tunggu...
Muhammad Adib Mawardi
Muhammad Adib Mawardi Mohon Tunggu... Lainnya - Sinau Urip. Nguripi Sinau.

Profesiku adalah apa yang dapat kukerjakan saat ini. 😊

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pantang Berhenti Berjuang

18 Oktober 2024   16:35 Diperbarui: 31 Oktober 2024   06:04 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi perjuangan oleh hosny salah (Pixabay)

Berkali-kali kudaku telah terjatuh
Tersayat oleh ribuan anak panah yang menerjang mengirisi badan

Tombak dan pedangku pun berkali-kali telah patah
Terpatahkan oleh senjata-senjata baru 

Yang tampilannya lebih gagah

Punggung badanku berkali-kali roboh di atas tanah
Terhempas oleh sekumpulan tenaga yang tak pernah bisa kukira kekuatannya

Namun, semua itu bukanlah alasan
Untuk aku terus maju ke depan

Kudaku tak pernah sekali pun mengeluh dan justru terpacu untuk terus menderu
Senjata-senjata baru masih jua melekat di tangan, sekalipun itu dengan rampasan
Atau dari belas kasih mereka yang tak tahan memandang keadaan
Sekumpulan tenaga itu boleh saja terus meraksasa
Tapi satu asaku sudah terlanjur menjalar melampaui semuanya

Mereka masih saja menganggapku telah tiada
Sekalipun aku tetap berjuang dari sisi dunia yang tidak terjangkau mata

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun