Mohon tunggu...
Muhammad Adib Mawardi
Muhammad Adib Mawardi Mohon Tunggu... Lainnya - Sinau Urip. Nguripi Sinau.

Profesiku adalah apa yang dapat kukerjakan saat ini. 😊

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Berlomba dalam Kebaikan

1 Desember 2023   10:11 Diperbarui: 1 Desember 2023   10:26 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam beberapa kesempatan kita tentu pernah dihadapkan pada situasi dimana kita harus berlomba dengan pihak lain. Perlombaan ini bisa jadi adalah dengan rekan kita sendiri, dengan saudara kita sendiri maupun dengan pihak lain yang kemudian menjadi pesaing kita.

Perlombaan-perlombaan ini sejatinya ditujukan untuk menampilkan segala bentuk potensi kebaikan kita sehingga nantinya dapat bermanfaat bagi kita sendiri maupun bagi pihak lain yang dapat menjadikan prestasi kita sebagai inspirasi maupun contoh bagi kemajuan mereka.

Dalam agama Islam sendiri perlombaan dalam hal kebaikan adalah perkara yang sangat dianjurkan. Hal ini sebagaimana telah dijelaskan dalam QS Al-Baqarah 148 berikut:

Bagi setiap umat ada kiblat yang dia menghadap ke arahnya. Maka, berlomba-lombalah kalian dalam berbagai kebaikan. Di mana saja kalian berada, pastilah Allah akan mengumpulkan kalian semuanya. Sesungguhnya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.

Ayat tersebut merupakan salah satu bentuk anjuran bagi kita untuk berlomba dalam hal kebaikan.

Misalnya saja, kita diminta untuk berlomba agar dapat berprestasi dalam menuntut ilmu; kita dianjurkan untuk berlomba mencari rezeki yang halal pada saat kita bekerja; kita dianjurkan untuk berlomba meningkatkan kualitas ketaqwaan kita kepada Allah melalui amal ibadah yang kita lakukan dan berbagai bentuk perlombaan lainnya.

Pada saat kita berlomba, prestasi dalam perlombaan sebenarnya tidak melulu harus diukur dengan mengungguli pihak lain.

Sebab ikhtiar kita untuk menjadi semakin baik dari waktu ke waktu hal ini pun termasuk perlombaan kita dengan diri kita sendiri, yakni dengan adanya keadaan yang memacu diri kita untuk menjadi pribadi yang semakin baik dari diri kita yang kemarin.

Dengan demikian perlombaan dengan diri kita sendiri ini juga termasuk berlomba dalam hal kebaikan.

Dalam  berbagai perlombaan yang kita ikuti kita belum tentu akan keluar sebagai pemenang dari ragam kompetesi tersebut. Ada kalanya kita yang menang dan ada kalanya kita harus mengakui pihak yang lain sebagai pemenang.

Pada saat kita berada pada posisi yang unggul karena berbagai macam prestasi, tidak sepantasnya prestasi-prestasi ini kemudian menjadikan kita menjadi takabur, sebab merasa diri kita paling unggul atau paling baik daripada pihak lain, sehingga kita pun tidak sadar bahwa kita semakin lama justru semakin mengalami kemunduran di tengah kemajuan pihak lain yang senantiasa tidak pernah menyerah dalam memperbaiki keadaan mereka.

Kita sepatutnya mewaspadai munculnya sikap takabur akibat berlimpahnya prestasi ini. Sebab sikap takabur atas prestasi ini amat rentan mendorong kita memiliki sifat hasad, yakni sifat yang mengharapkan hilangnya kenikmatan pada pihak lain.

Sikap hasad muncul karena kita tidak menghendaki adanya pihak lain yang keadaannya lebih baik dari kita.

Sikap demikian sepatutnya juga harus kita waspadai dalam setiap perlombaan, baik perlombaan yang bersifat seremonial maupun yang bersifat insidental dalam kehidupan kita sehari-hari.

Sebab bagaimanapun kita harus mengutamakan sportifitas atau sikap kita untuk berani mengakui keunggulan pihak lain manakala kita berada pada pihak yang tidak diunggulkan setelah berakhirnya perlombaan.

Dan sepatutnya kekalahan kita dari pihak lain hal ini tidaklah lantas menjadikan kita dihinggapi dengan sifat-sifat negatif.

Misalnya merasa diri kita telah gagal dan tidak memiliki kesempatan untuk berkembang. Sebab bagaimanapun keadaannya selama kita masih mau berikhtiar untuk memperbaiki diri, hal ini berarti masih akan selalu ada kesempatan bagi kita untuk mengikuti dan bahkan memenangkan perlombaan.

Kekalahan kita pada kesempatan kali ini bukanlah pertanda hilangnya kesempatan bagi kita untuk tetap berprestasi.

Justru hal ini dapat menjadi tonggak kemajuan pada diri kita manakala kita mau mengevaluasi kekurangan kita dan kita berkomitmen untuk terus memperbaiki diri dari waktu ke waktu.

Hal ini dikarenakan hasil jerih payah ikhtiar manusia kelak juga akan diperlihatkan hasilnya oleh Allah SWT. Hal ini sebagaimana diterangkan dalam QS An-Najm 39-41 berikut:

Dan bahwasanya seorang manusia tidaklah akan memperoleh selain dari apa yang telah diupayakannya. Dan bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya). Kemudian dia pun akan diberi balasan (oleh Allah) dengan balasan yang paling sempurna.

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan hidayah dan membimbing setiap langkah kita sehingga kita dapat menjadi pribadi yang semakin baik dari waktu ke waktu. Dan semoga beragam ikhtiar yang telah kita lakukan ini pun menjadikan hubungan kita dengan Allah juga semakin dekat seiring meningkatnya kualitas ketaqwaan kita kepada-Nya. (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun