Dalam beberapa kesempatan kita tentu pernah dihadapkan pada situasi dimana kita harus berlomba dengan pihak lain. Perlombaan ini bisa jadi adalah dengan rekan kita sendiri, dengan saudara kita sendiri maupun dengan pihak lain yang kemudian menjadi pesaing kita.
Perlombaan-perlombaan ini sejatinya ditujukan untuk menampilkan segala bentuk potensi kebaikan kita sehingga nantinya dapat bermanfaat bagi kita sendiri maupun bagi pihak lain yang dapat menjadikan prestasi kita sebagai inspirasi maupun contoh bagi kemajuan mereka.
Dalam agama Islam sendiri perlombaan dalam hal kebaikan adalah perkara yang sangat dianjurkan. Hal ini sebagaimana telah dijelaskan dalam QS Al-Baqarah 148 berikut:
Bagi setiap umat ada kiblat yang dia menghadap ke arahnya. Maka, berlomba-lombalah kalian dalam berbagai kebaikan. Di mana saja kalian berada, pastilah Allah akan mengumpulkan kalian semuanya. Sesungguhnya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.
Ayat tersebut merupakan salah satu bentuk anjuran bagi kita untuk berlomba dalam hal kebaikan.
Misalnya saja, kita diminta untuk berlomba agar dapat berprestasi dalam menuntut ilmu; kita dianjurkan untuk berlomba mencari rezeki yang halal pada saat kita bekerja; kita dianjurkan untuk berlomba meningkatkan kualitas ketaqwaan kita kepada Allah melalui amal ibadah yang kita lakukan dan berbagai bentuk perlombaan lainnya.
Pada saat kita berlomba, prestasi dalam perlombaan sebenarnya tidak melulu harus diukur dengan mengungguli pihak lain.
Sebab ikhtiar kita untuk menjadi semakin baik dari waktu ke waktu hal ini pun termasuk perlombaan kita dengan diri kita sendiri, yakni dengan adanya keadaan yang memacu diri kita untuk menjadi pribadi yang semakin baik dari diri kita yang kemarin.
Dengan demikian perlombaan dengan diri kita sendiri ini juga termasuk berlomba dalam hal kebaikan.
Dalam  berbagai perlombaan yang kita ikuti kita belum tentu akan keluar sebagai pemenang dari ragam kompetesi tersebut. Ada kalanya kita yang menang dan ada kalanya kita harus mengakui pihak yang lain sebagai pemenang.
Pada saat kita berada pada posisi yang unggul karena berbagai macam prestasi, tidak sepantasnya prestasi-prestasi ini kemudian menjadikan kita menjadi takabur, sebab merasa diri kita paling unggul atau paling baik daripada pihak lain, sehingga kita pun tidak sadar bahwa kita semakin lama justru semakin mengalami kemunduran di tengah kemajuan pihak lain yang senantiasa tidak pernah menyerah dalam memperbaiki keadaan mereka.