Mohon tunggu...
Muhammad Adib Mawardi
Muhammad Adib Mawardi Mohon Tunggu... Lainnya - Sinau Urip. Nguripi Sinau.

Profesiku adalah apa yang dapat kukerjakan saat ini. 😊

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sebentar

20 Mei 2023   08:57 Diperbarui: 20 Mei 2023   18:08 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat ku diperintah ibu bapakku
Aku seringkali berucap, sebentar

Saat membuat janji dengan banyak manusia
Tak lupa kuselipkan kata sebentar

Sampai janji itu tak kunjung mewujud
Aku masih berlindung di balik baju zirah sebentar

Bahkan di akhir persidangan
Saat ditelanjangi semua amal perbuatanku
Aku masih berharap kembali ke dunia
Sekalipun dalam waktu yang sebentar

Namun, sebentarku kini tak lagi mampu kutawar
Sebab sudah terlalu banyak aku menawar
Hingga pada batas di luar nalar

Hancur sudah seluruh badanku penuh memar
Di hadapan makhluk gahar
Yang telah menahan kesabarannya hingga ke ujung akar

Untung saja masih ada kesempatan membuka mata
Untuk memohon pada penguasa jagad raya
Agar menjaga hati, lisan dan tingkahku dari kata sebentar

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun