Mohon tunggu...
Muhammad Adib Mawardi
Muhammad Adib Mawardi Mohon Tunggu... Lainnya - Sinau Urip. Nguripi Sinau.

Profesiku adalah apa yang dapat kukerjakan saat ini. 😊

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Relasi Keimanan, Ketaqwaan dan Ilmu Pengetahuan

5 Mei 2023   22:59 Diperbarui: 6 Mei 2023   05:47 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Sumber gambar: Unsplash

Pada hari-hari ini sebagian besar dari kita tengah memperingati Hari Pendidikan Nasional yang biasa diselenggarakan setiap tanggal 2 Mei.

Pada waktu yang bertepatan dengan hari kelahiran Ki Hajar Dewantoro ini kita berharap bahwa semangat untuk mengembangkan pendidikan dari bapak pelopor pendidikan ini kelak juga akan menular pada kita semua selaku insan yang senantiasa menjalani pendidikan, mulai dari buaian hingga ke liang lahat. 

Selain itu, dengan adanya semangat untuk terus belajar ini juga diharap akan meningkatkan harkat maupun martabat bangsa kita, dimana salah satu pondisi terpentingnya adalah dengan meningkatkan kapasitas keilmuan setiap warganya melalui pendidikan.

Oleh sebab itulah, agar semangat untuk mengembangkan harkat dan martabat bangsa ini senantiasa terjaga khususnya melalui pondasi pendidikan yang sangat penting ini, maka setiap tanggal 2 Mei ini diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional.

Jika kita mencermati penjelasan yang tertuang di dalam Al-Qur’an, kiranya kita juga akan memahami bahwa Allah pun akan meninggikan derajat orang-orang yang beriman dan orang-orang yang memiliki ilmu sampai dengan beberapa tingkatan.

Di dalam QS Al-Mujadilah ayat 11 telah dijelaskan:

Screenshot dari potongan QS Al-Mujadilah ayat 11
Screenshot dari potongan QS Al-Mujadilah ayat 11

“Allah akan meninggikan derajat orang-orang yang beriman diantara kalian dan mereka yang berilmu dengan beberapa tingkatan.”

Melalui penjelasan dari QS Al-Mujadilah ayat 11 tersebut kiranya kita juga dapat memahami bahwa ilmu pengetahuan haruslah senantiasa beriringan atau berjalan bersama dengan keimanan.

Sebab sebenarnya keduanya merupakan satu paket yang saling melengkapi satu dengan yang lain.

Agama saja yang berjalan tanpa dilandasi dengan ilmu pengetahuan, maka ia akan rentan mengalami kejumudan, stagnasi atau kemandegan.

Sementara ilmu saja yang dikembangkan tanpa dilandasi dengan pondasi agama yang kuat, maka ia akan sangat rentan berjalan tanpa haluan sehingga akan membuat tabrakan pada norma-norma yang ada, sebab ia tidak akan lagi menghiraukan mana yang salah dan benar, mana yang halal dan mana yang haram.

Oleh sebab itulah, baik keimanan maupun pengetahuan, keduanya harus senantiasa menyatu agar seseorang dapat berjalan dengan sempurna, mengambil keputusan dengan sempurna, berakhlaq dengan sempurna, sehingga ia pun akan memperoleh keluhuran akhlaq maupun budi pekerti sebagaimana yang telah dijanjikan oleh Allah bagi mereka yang beriman dan berilmu.

Adapun cara untuk mencapai hal ini tiada lain tiada bukan adalah dengan cara terus meningkatkan kualitas ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Di dalam QS Al-Baqarah ayat 282 telah diterangkan:

Screenshot potongan QS Al-Baqarah ayat 282 
Screenshot potongan QS Al-Baqarah ayat 282 

“Dan bertaqwalah kalian kepada Allah. Dan Allah pun akan memberikan ilmu kepada kalian. Dan Allah Maha Mengetahui terhadap segala hal.”

Kawan, pada bulan Ramadhan yang lalu kita telah melaksanakan perintah Allah yakni menjalankan ibadah puasa selama sebulan lamanya.

Dan melalui ibadah puasa yang senantiasa kita upayakan dapat kita laksanakan dengan sungguh-sungguh ini, ternyata juga merupakan bagian dari pendidikan bagi ruhani kita agar semakin meningkat kualitas ketaqwaan kita kepada Allah SWT.

Ketaqwaan ini dapat senantiasa terjaga sebab kita mewaspadai bahwa Allah selalu mengawasi dan mengetahui apa saja yang kita kerjakan.

Diantara contohnya adalah, pada bulan Ramadan kemarin, dengan kondisi yang tanpa udzur syar’i, kita tidak mungkin akan makan di siang hari, sekalipun kita sedang sendirian dan tidak ada satu orang pun yang tahu manakala kita makan dan kita minum.

Hal ini dikarenakan kita meyakini bahwa pada saat itu kita tidak sedang sendiri, sebab ada Allah yang senantiasa mengawasi setiap pekerjaan kita.

Perasaan semacam inilah yang sepatutnya senantiasa kita jaga selepas berakhirnya bulan suci Ramadhan, sehingga kita akan senantiasa mewaspadai bahwa setiap pekerjaan kita, sebab kita mempertimbangkan adanya Allah yang Maha Mengetahui setiap aktivitas kita.

Dengan demikian, setelah berakhirnya Bulan Ramadhan kita pun tidak terlalu larut dalam euforia kegembiraan sebab kita merasa telah bebas dari kewajiban berpuasa.

Justru sebaliknya, pada bulan-bulan dan waktu-waktu setelah Ramadhan ini kita menjadikannya sebagai kesempatan untuk mengevaluasi, apakah pendidikan ruhani yang telah kita peroleh pada Bulan suci Ramadhan kemarin masih akan terus terjaga pada waktu-waktu setelahnya.

Semoga Allah senantiasa memberikan hidayah dan ‘inayah-Nya kepada kita semua sehingga kita dapat menjadi bagian dari hamba-Nya yang bertaqwa kepada-Nya. (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun