Mohon tunggu...
Muhammad Adib Mawardi
Muhammad Adib Mawardi Mohon Tunggu... Lainnya - Sinau Urip. Nguripi Sinau.

Profesiku adalah apa yang dapat kukerjakan saat ini. 😊

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Pilihan

Tersesat Gegara ChatGPT

8 Maret 2023   15:36 Diperbarui: 8 Maret 2023   15:55 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa bulan terakhir dunia selancar dihebohkan dengan salah satu situs. Konon, situs ini bisa menjawab apa saja yang ditanyakan oleh penggunanya. Tidak kaleng-kaleng, Google yang notabene merupakan salah satu mesin telusur raksasa sempat dibuat ketar-ketir oleh kehadirannya. Bahkan, Kompasiana pun juga tak mau ketinggalan untuk menyajikan wadah dalam topik khusus mengenai ChatGPT yang sedang marak dibincangkan ini.

Benarkah mesin telusur baru ini sedemikian hebat, sehingga siapa saja harus menggunakannya, bahkan jika perlu sekolah-sekolah pun merekomendasikannya untuk mendukung proses pembelajaran? Benarkah mesin jelajah ini melampaui ketangguhan dari Google, si seniornya?

Untuk mengusir rasa penasaran ini, maka Dul Kaher pun tak ketinggalan untuk menjajal kehebatannya. Dia mencoba mengetes seberapa luas intelegensi darinya dengan mengumpan beberapa pertanyaan sederhana yang ia sendiri sudah tahu jawabannya.

Dul Kaher mencoba menanyainya seputar motor Honda Win yang sehari-hari menjadi tunggangannya.

Pertanyaan pertama dari Dul Kaher:

Tahukah kamu Honda Win?

Tanggapan dari ChatGPT:

Ya, Honda Win adalah sepeda motor buatan Honda yang diproduksi di Vietnam pada tahun 1996 hingga 2003. Sepeda motor ini memiliki mesin 4-tak dengan kapasitas 100cc atau 110cc dan dipasarkan sebagai sepeda motor yang cocok untuk keperluan sehari-hari dan touring. Honda Win memiliki desain yang sederhana namun tangguh, dan sering kali dijadikan pilihan bagi para backpacker yang ingin menjelajahi Vietnam atau negara-negara sekitarnya dengan sepeda motor. Meskipun sudah tidak diproduksi lagi, Honda Win masih cukup populer dan dikenal di kalangan penggemar sepeda motor vintage.

Dul Kaher cengar-cengir sendiri mendengar jawaban ini. Beberapa diantaranya sudah benar dan sebagian lagi masih ngawur. Sebagai koreksi, Honda Win sendiri adalah buatan anak negeri, sekali lagi buatan anak negeri---sebagai pengukuh rasa nasionalisme---yang mulai diproduksi mulai tahun 1984-2005. Sedangkan untuk spesifikasi mesinnya yang standard pabrikan hanyalah 97 cc.

Untuk mengusir rasa penasarannya lagi, maka Dul Kaher pun mendulang pertanyaan susulan masih seputar kendaraannya.

Bagaimana sistem pengereman pada Honda Win?

Jawaban dari ChatGPT:

Honda Win menggunakan sistem pengereman cakram pada roda depan dan rem tromol pada roda belakang. Rem cakram pada roda depan biasanya lebih responsif dan memiliki daya cengkeram yang lebih kuat, sehingga dapat memberikan pengereman yang lebih baik saat kecepatan tinggi atau saat kondisi jalan sedang basah.

Sementara itu, rem tromol pada roda belakang digunakan untuk memberikan pengereman tambahan dan membantu mengurangi kecepatan sepeda motor secara perlahan saat diperlukan. Sistem pengereman ini biasanya sudah cukup efektif dan aman, namun tetap diperlukan perawatan dan penggantian komponen rem secara teratur agar tetap berfungsi dengan baik dan tidak membahayakan pengendara.

Jawaban dari ChatGPT ternyata masih ngawur. Jika kita mau sedikit saja menelusuri pada mesin jelajah atau bertanya pada bengkel terdekat barangkali kita akan tahu bahwa sistem pengereman Honda Win yang masih bawaan dari pabrikan adalah tromol, baik untuk roda depan maupun belakang. Entah, darimana ChatGPT menemukan referensi yang sedemikian ngawur ini.

Dul Kaher pun menjadi malas untuk bertanya lagi pada ChatGPT. Ia khawatir jawabannya semakin ke mana-mana. Ia hanya berharap semoga temuan ini kelak tidak dikunyah mentah-mentah oleh siapa saja yang menggunakannya, daripada nanti akan berakibat sakit dan cacat pada intelegensi nalar mereka. Semoga siapa saja yang menggunakannya masih bersedia untuk membandingkannya dengan rujukan-rujukan lain agar lebih lengkap dalam menggali data dan menyajikan kesimpulan.

Sementara itu, untuk pihak ChatGPT sendiri, ia berharap sebagai platform baru sepatutnya harus rajin berbenah untuk memperkaya diri dengan informasi yang valid dan akurat, sehingga tak lagi memaparkan informasi salah yang rentan menyesatkan penggunanya. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun