Mohon tunggu...
Muhammad Adib Mawardi
Muhammad Adib Mawardi Mohon Tunggu... Lainnya - Sinau Urip. Nguripi Sinau.

Profesiku adalah apa yang dapat kukerjakan saat ini. 😊

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bocah Pemecah Karang

4 Desember 2022   16:46 Diperbarui: 4 Desember 2022   16:48 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pekerja pemecah batu (Sumber gambar: viva.co.id)

Aku sama sekali tak sanggup memahami
Apa sebenarnya tujuanmu menyeretku menyusuri rimba yang teramat panjang
Padahal engkau sendiri tahu
Bahwa hatiku ini sedang diliputi duka lara

Engkau menuntunku pada ragam keteguhan
Puluhan manusia yang tak sempat lagi merasa keluh deritanya
Sebab mereka merasa terlalu sia-sia hidup ini terlampaui
Untuk sekadar mengungkit-ungkit penderitaan
Sementara di balik hidup mereka
Masih tersimpan mentari pagi
Yang selalu mampu menghangatkan segala asa

Di antara mereka sempat kutemui bocah-bocah kecil bertangan mungil
Yang kokoh tekadnya ternyata sanggup tuk meruntuhkan karang

Tak kuasa batinku ini terus menyaksikan
Sebab kurasakan kekerdilanku sendiri
Di tengah gelombang derita yang mereka rasa

Masih pantaskah kulantunkan untaian derita
Di hadapan samudera lara
Yang ternyata menyimpan segunung ketegaran

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun