Mohon tunggu...
Muhammad Adib Mawardi
Muhammad Adib Mawardi Mohon Tunggu... Lainnya - Sinau Urip. Nguripi Sinau.

Profesiku adalah apa yang dapat kukerjakan saat ini. 😊

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Jajanan yang Laris Manis di Kala Anjangsana Lebaran

9 Mei 2022   19:30 Diperbarui: 9 Mei 2022   19:32 621
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lebaran kali ini bagi saya sungguh terasa berbeda. Keadaan yang hampir serupa barangkali juga Anda rasakan saat merayakan kembali momen idul fitri di tahun ini. Lantaran kita relatif lebih bebas untuk berkunjung kepada siapa saja yang ingin kita kunjungi.

Selama lima tahun terakhir, ada hal yang menurut saya berkesan setiap kali menjelang hadirnya lebaran, yakni keberadaan jajanan yang saya terima dari para famili maupun kawan-kawan.

Akibatnya, saya pun menjadi tidak terlalu repot dalam mengurus persiapan suguhan untuk para tamu yang akan datang ke rumah. Sebab, sisa tugas saya hanyalah menyiapkan minuman ringan dan beberapa snack sebagai pelengkap jajanan yang belum ada.

Selain itu, tugas berikutnya yang harus saya kerjakan adalah merapikan rumah dan tempat duduk untuk siapa saja yang akan berkunjung ke rumah.

Perihal lain yang menjadikan lebaran tahun ini semakin istimewa adalah sebab hadirnya rombongan keluarga besar, tetangga dan siswa/santri dari sebuah pondok pesantren yang jaraknya tak begitu jauh dari rumah di mana saya tinggal. Jika dihitung secara kasar, barangkali jumlah keseluruhan dari mereka yang sudah berkenan untuk mengunjungi gubuk saya adalah tidak kurang dari 200 orang.

Sebagaimana tradisi yang dilakukan oleh penduduk negeri kita, saya pun menyiapkan suguhan untuk setiap tamu yang datang, sekalipun itu dengan sajian yang sederhana.

Oleh sebab itu, selama hari-hari spesial untuk bersilaturrahim ini, saya mengamati suguhan yang berada di atas meja untuk sekadar memastikan bahwa apa yang ada di sana sekiranya pantas untuk disuguhkan kepada siapa saja yang datang. Jika jumlah suguhan tersebut lekas berkurang, maka saya bersama anggota keluarga yang lain akan langsung menambah atau menggantinya, jika kami tidak memiliki persediaan untuk menambah.

Dan berdasar hasil pengamatan saya secara tidak sengaja atas beberapa suguhan yang telah kami hidangkan selama tujuh hari pada lebaran tahun ini, saya menyimpulkan ada beberapa makanan yang masuk kategori laris manis atau digemari oleh para tamu yang datang.

Dan sudah barang tentu, objek pengamatan ini adalah kondisi di rumah saya sendiri. Apa sajakah kiranya makanan itu?

Wafer Cokelat
Sehari sebelum lebaran tiba, saya mendapat sebuah paket lebaran yang diantaranya berisi wafer cokelat bertuliskan "Nabati" dari seorang takmir masjid yang lokasinya tak jauh dari rumah.

Begitu menerima dan membuka paket lebaran ini, dalam hati saya langsung menggumam, lumayan untuk suguhan lebaran besok.

Benar-benar di luar dugaan, wafer cokelat yang biasanya kurang begitu digemari ketika saya sajikan di atas meja ini, nyatanya menjadi camilan yang pertama kali hampir habis isinya ketika dinikmati oleh salah satu rombongan tamu yang datang ke rumah.

Hati saya pun menjadi sangat sumringah, sebab sudah ada yang membantu untuk lekas menghabiskan jajanan. Bagi saya keadaan ini tentu sangat menguntungkan ketimbang kondisi makanan itu kurang tersentuh dan pada akhirnya akan melempem akibat wadahnya terlalu lama terbuka.

Dan karena isi dalam kaleng tersebut hanya menyisakan beberapa biji wafer saja, maka saya pun terpaksa harus memundurkannya lebih awal demi menjaga kepantasan sajian yang berada di atas meja.

Kacang Goreng
Jajanan berikutnya yang laris manis dinikmati oleh para tamu di kala lebaran ini adalah kacang goreng. Sama sekali di luar perkiraan, jajanan sederhana yang satu ini ternyata masih menjadi salah satu pilihan yang sangat digemari oleh para tamu.

Padahal, jika boleh memilih, saya pasti akan menghindari makanan yang cukup keras ini karena jumlah gigi geraham saya yang tak lagi lengkap, seperti kondisinya ketika saya masih remaja.

Mungkin saja karena mereka yang bertamu ke rumah mayoritas adalah anak-anak dan remaja, maka mereka pun lebih memilih makanan yang terkesan menantang bagi ketajaman gigi-gigi mereka. Dan pada kesempatan tersebut kacang goreng adalah sasarannya.

Sedikit tambahan cerita. Larisnya suguhan kacang goreng ini tidak luput dari peran anak sulung saya. Sebab beberapa hari sebelum lebaran tiba, dia begitu antusias untuk membantu mewadahi kacang goreng yang sebelumnya berada dalam plastik yang berukuran satu kiloan.

Dengan sangat telaten ia menyendok dan memasukkan kacang-kacang ini ke dalam plastik-plastik klip yang berukuran kecil. Tujuan kami melakukan hal ini adalah agar kerenyahan kacang tetap terjaga.

Selain itu, dengan adanya kemasan-kemasan plastik klip kecil ini juga menjadikan kacang yang sudah tampil menarik itu akan terpelihara kebersihannya dari ragam sentuhan tangan yang belum tentu sama tingkat higienitas-nya.

Melihat "dagangan" kacang goreng ini laris manis, ingin sekali saya berkata padanya, "Tak sia-sia jerih payahmu membungkus kacang goreng ini, Nak!"

Nastar
Jika kacang goreng mungkin adalah pilihan yang terlalu berat untuk gigi-gigi kita yang tak lagi perkasa, maka kita bisa memilih nastar sebagai penggantinya. Teksturnya yang lembut berpadu padan dengan rasa selai nanas yang manis, akan menghadirkan kenikmatan paripurna ketika sudah berada dalam mulut kita.

Maka, tak lagi mengherankan, jika jajanan kue kering yang satu ini selalu menjadi incaran banyak orang, tak terkecuali saya. Akibatnya, jajanan ini sudah amblas pada hari keempat lebaran.

Minuman Susu Cokelat
Sekalipun minuman susu cokelat bukan termasuk makanan, anggap saja minuman yang satu ini sebagai bagian dari jajanan. Sebab keadaannya tak jarang masuk daftar incaran anak-anak ketika mereka sedang jajan.

Pada lebaran kali ini, isteri saya ingin menyuguhkan sesuatu yang sedikit berbeda dibanding lebaran sebelumnya, yakni ia menginginkan suguhan berupa minuman susu cokelat sebagai variasi dari air mineral.

Biasanya penggemar susu cokelat ini adalah anak-anak dan para remaja yang sudah akrab dengan sensasi kenikmatannya begitu mereka menyeruput minuman yang satu ini.

Apalagi dengan membanjirnya kabar tentang kesadaran gizi dari berbagai iklan yang biasa mereka lihat dari berbagai media, tentu mereka akan semakin yakin bahwa mereka sedang tidak salah pilih ketika telah mengambil minuman ini.

Kesadaran akan pentingnya nutrisi semacam itu rupanya juga tak luput "menjangkiti" anak-anak kami, sehingga mereka lah yang pada akhirnya lebih banyak mengonsumsi minuman lezat tersebut, alih-alih tamu yang datang.

Walhasil, menjelang hari lebaran yang keempat isi dalam karton susu itu sudah habis seluruhnya gegara diseruputi oleh mereka.

Hadeh.. Kalau begini caranya, dari kita untuk kita.

Wajik Kacang Hijau
The last but not the least. Wajik kacang hijau ini saya peroleh dari ibu saya yang beberapa hari sebelumnya telah memesan dari seorang tetangga. Awal kali saya mencicipinya, saya langsung merasakan bahwa jajanan tradisional yang satu ini langsung menyatu dengan selera lidah saya.

Lumayan untuk menggantikan jajanan madu mongso buatan ibu yang harus absen pada lebaran kali ini karena sebuah keadaan. Dan rupanya kenikmatan yang demikian juga dirasakan oleh beberapa tamu yang sempat mencicipi jajan yang satu ini.

Bahkan, karena begitu enaknya jajanan ini hingga tak terasa bahwa saya lah yang pada akhirnya menghabiskan jajanan ini tepat dua hari sebelum lebaran ketupat datang. Rupanya tak jauh beda bapak dengan anak-anaknya. Hehe.

Itulah sekelumit cerita tentang beberapa jajanan yang masuk kategori laris manis di kala lebaran berdasarkan hasil survei pada meja hidangan di rumah saya. Tentu saja, hasil yang sama sekali berbeda akan sangat mungkin terjadi ketika pengamatan dilakukan pada meja-meja rumah lainnya.

Kalau di rumah Anda, jajan apa yang lebih cepat habis duluan? (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun