Mohon tunggu...
Muhammad Adib Mawardi
Muhammad Adib Mawardi Mohon Tunggu... Lainnya - Sinau Urip. Nguripi Sinau.

Profesiku adalah apa yang dapat kukerjakan saat ini. 😊

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Amplop Buwuhan dan Identitas Pemberinya

9 Juni 2021   01:12 Diperbarui: 9 Juni 2021   11:36 697
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi amplop buwuhan | Gambar oleh Andrew Dunstan via Unsplash

Sebab, pasti juga ada diantara para tamu undangan yang memberi buwuhan tadi yang mungkin dari segi perekonomiannya terlihat biasa-biasa saja akan tetapi mereka memiliki sikap kedermawanan yang tidak terbayang dalam perkiraan.

Dan menurut pendapat saya, pemberian buwuhan itu sebaiknya dipertimbangkan secara cermat sesuai dengan kapasitas perekonomian pihak yang memberinya. Sehingga tidak ada kesan memaksakan diri dengan harus memberi buwuhan, terutama jika dananya tersebut diperoleh dengan cara berutang.

Meski di satu sisi, kita mungkin juga menyepakati bahwa utang budi orang lain hendaknya dibayar lunas, sehingga mereka yang pernah buwuh sebaiknya juga harus kita beri buwuhan. Akan tetapi, ada baiknya kita juga menyadari bahwa balas budi itu tidak harus diwujudkan dalam rupa yang sama.

Bisa saja kita membalas kebaikan orang yang telah memberikan bantuan materi kepada kita itu dalam bentuk tenaga, waktu maupun pikiran yang bisa kita beri untuk mereka. Sehingga dengan adanya perhatian yang tetap kita beri terhadap mereka ini diharap juga tidak akan mengganggu keharmonisan hubungan kita dengan mereka.

Dan, barangkali jika pada saatnya nanti kita telah memiliki kelonggaran dalam materi maka juga sangat baik bagi kita jika juga memberi bantuan dalam bentuk finansial kepada mereka. Sehingga tidak hanya bantuan berupa tenaga maupun pikiran saja yang akan kita hadirkan, akan tetapi dalam bentuk materi pun kita tunaikan, sepanjang hal itu masih berada dalam jangkauan kemampuan kita.

Jangan sampai kita yang berada dalam kondisi perekonomian yang serba pas-pasan dan karena merasa tidak enak hati jika tidak memberi buwuhan kepada pihak lain, hal ini kemudian justru menggiring kita pada lilitan utang akibat terlalu memaksakan diri melakukan hal yang sebenarnya di luar kemampuan kita.

Dan bukankah kita juga sama-sama tahu bahwa harapan utama dari mereka yang menggelar resepsi walimah itu adalah kehadiran kita yang sekaligus akan memberi doa restu. Dan bukan sekadar untuk mencari buwuhan. (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun