Jika sudah demikian, besar kemungkinan persatuan pun akan terjadi. Persatuan yang tidak hanya terbatas dalam lingkup kelompok maupun golongan saja, akan tetapi hingga menyentuh pada tingkat persaudaraan lintas kebangsaan.
Sekali lagi, kondisi persatuan dalam bingkai persaudaraan ini akan mungkin terjadi manakala setiap manusia telah melandasi setiap perilaku mereka dengan sikap yang adil dan beradab.
Diantara upaya lain yang dapat dicapai untuk mencapai persatuan sekaligus merawat persatuan itu adalah dengan cara memiliki para wakil yang bijaksana dalam mengatur negara. Para wakil rakyat yang memiliki pengetahuan, kemampuan sekaligus kebijaksanaan inilah yang memiliki tugas dan peran penting untuk mengemban amanah dari rakyat dengan cara bersungguh-sungguh pada saat mengatur negara.
Diantara wujud kebijaksanaan yang mereka miliki antara lain akan tampak pada saat mereka sedang bermusyawarah. Setiap kebijakan yang mereka sampaikan ketika bermusyawarah akan dilandandasi dengan tujuan kemashalatan bagi bangsa dan negara. Dan bukan karena faktor kepentingan pribadi, partai maupun golongan pengusaha yang mendukung mereka.
Sebab, mereka senantiasa menyadari bahwa mereka adalah para wakil rakyat dimana rakyat berbaik sangka terhadap mereka bahwa keadaan negara akan mampu berubah menjadi semakin baik jika ia dikelola oleh orang-orang yang memiliki kemampuan, keadilan dan kebijaksanaan.
Dengan demikian, apa yang akan keluar dari lubuk hati, pikiran maupun lisan dari para wakil rakyat ini semuanya harus senantiasa dilandasi dengan tujuan kemaslahatan. Kemaslahatan itu tentunya tidak hanya mengerucut pada keuntungan pribadi maupun golongan mereka sendiri. Akan tetapi, tujuan kebaikan yang senantiasa mereka perjuangkan adalah yang manfaatnya menyeluruh hingga menyentuh setiap lapis penduduk negeri.
Barulah jika semua aspek tersebut benar-benar dapat terpenuhi, maka dalam hati setiap warga negara pun kiranya akan dapat mudah untuk menerima tentang keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia yang benar-benar telah ada di negeri yang tercinta.
Bahkan, tidak hanya berhenti pada keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia saja, akan tetapi seluruh bangsa di dunia pun akan dapat mencicipi lezatnya buah keadilan dari sebuah bangsa yang melandaskan sendi-sendi kehidupannya dengan naluri keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa ini. Karena buah dari keimanan mereka kepada Tuhan YME tersebut adalah menjadikan mereka manusia-manusia yang adil dan beradab.
Rasa kemanusiaan dan keadilan yang telah tertanam dalam jiwa mereka itulah yang selanjutnya akan menjadikan setiap keputusan dan perilaku mereka akan selalu didasari dengan kearifan-kearifan dan kebijaksanaan-kebijaksanaan agar tidak ada satu pun pihak yang akan dirugikan atas keputusan maupun perbuatan mereka.
Setelah kita merenungi beberapa faktor tadi, kiranya kita pun dapat mulai menjawab pertanyaan mendasar yang terngiang dalam angan-angan kita: Sudahkah kita berpancasila? (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H