"Wahai Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini dengan keadaan batil, sia-sia. Maha Suci Engkau, maka jagalah kami dari siksa api neraka."
Kita sadar sesadar-sadarnya bahwa betapa bodoh dan tidak berdayanya kita di hadapan keluasan ilmu Tuhan. Oleh sebab itu, satu-satu hal yang dapat kita upayakan adalah memohon pertolongan dan perlindungan kepada-Nya agar kita dijauhkan dari kezaliman-kezaliman yang diakibatkan oleh ketidaktahuan kita sendiri dalam memahami setiap detail ilmu-Nya.
Sehingga setidak-tidaknya karena belas kasih dan rahmat-Nya maka Tuhan pun akan mencurahkan bermacam bentuk pengetahuan sekaligus kesadaran pada diri kita agar kita dapat berlaku benar dalam bersikap maupun bertindak sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh-Nya.
*
Sewaktu saya masih kecil saya pernah mendapat kabar dari seorang teman sebaya yang entah dari mana ia mengakses sumber informasi itu. Yakni mengenai penjelasan tentang maha luasnya ilmu yang dimiliki oleh Tuhan.
Dia menyebutkan bahwa perbandingan ilmu yang dititipkan pada manusia dengan sumber ilmu yang berasal dari Tuhan itu adalah ibarat setetes air di lautan yang dibagi dengan sejumlah makhluk yang ada di seluruh semesta. Itulah jatah pengetahuan yang dimiliki oleh tiap-tiap makhluk jika dibandingkan dengan keluasan ilmu-Nya.
Kesimpulannya adalah betapa kerdilnya nilai setetes air yang telah dibagi-bagi itu jika dibandingkan dengan samudera ilmu yang merupakan sumber asli dari segala pengetahuan.
Bisa saja penjelasan yang digunakan tersebut adalah untuk mempermudah gambaran kita tentang keadaan pengetahuan Tuhan atas manusia.
Namun, saya tetap meyakini bahwa pengetahuan Allah atas seluruh makhluk-Nya masih jauh melampaui gambaran perbandingan ini. Sehingga saya pun menyadari bahwa begitu bodohnya kita di hadapan Sang Khaliq Yang Maha Mengetahui dan Maha Mampu untuk memberi pengetahuan kepada seluruh makhluk-Nya itu.
Jika kita menengok pada cermin sejarah tentang penciptaan manusia yang pertama, yakni Nabi Adam AS, kita pun akan mafhum bahwa Allah SWT juga telah menitipkan benih-benih pengetahuan kepadanya.
Allah telah mengajari Nabi Adam tentang nama-nama dari seluruh benda maupun makhluk yang ada di semesta sebelum Dia pada akhirnya menunjukkan pengetahuannya itu ke hadapan para malaikat.