Mohon tunggu...
Muhammad Adib Mawardi
Muhammad Adib Mawardi Mohon Tunggu... Lainnya - Sinau Urip. Nguripi Sinau.

Profesiku adalah apa yang dapat kukerjakan saat ini. 😊

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Empat Faktor Penghambat Datangnya Rezeki

7 Mei 2021   08:31 Diperbarui: 8 Mei 2021   19:47 2347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bermalas-malasan (Sindomanado)

Dalam kehidupannya setiap manusia pasti akan dihadapkan dengan persoalan mu'amalah yang antara lain meliputi aktivitas bekerja, mencari nafkah baik untuk diri sendiri maupun untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Dari hasil pekerjaan ini pun, tentunya tidak ada yang sama antara satu orang dengan yang lainnya. Ada diantaranya yang memperoleh keuntungan melimpah dalam waktu yang singkat, ada yang rezekinya biasa-biasa saja. Dan bahkan ada pula yang berusaha berulangkali namun tetap saja gagal dalam pekerjaannya.

Kawan, mengenai peluang diperolehnya rezeki ini, Ibnu Qayyim al-Jauziyyah dalam kitabnya Zaadul Ma'ad fii Hadyi Khairil 'ibaad menyatakan, ada empat perkara yang menghambat datangnya rezeki pada diri seseorang, yakni: (1) Tidur pagi; (2) Gemar meninggalkan shalat fardhu; (3) Sikap bermalas-malasan; (4) Sifat khiyanah.

Pertama, kenapa sampai tidur pagi dapat menjadi penghambat datangnya rezeki? Karena waktu pagi adalah waktu sangat penuh dengan keberkahan. Hal ini antara lain dikarenakan adanya peran serta doa dari Nabi Muhammad SAW berkait dengan keberkahan di waktu pagi ini. Dari sahabat Shakhr Al-Ghamidiy radhiyallahu 'anhu, Nabi Muhammad SAW pernah berdoa:

Allahumma baarik liummatii fii bukuurihaa

"Ya Allah, berikanlah keberkahan untuk umatku pada waktu pagi harinya."

Berdasarkan doa Nabi Muhammad SAW tersebut, berarti orang yang tidak memanfaatkan waktu shubuh atau waktu pagi dengan sebaik-baiknya berarti ia telah membuang kesempatan untuk mendapatkan bentuk-bentuk keberkahan yang terdapat pada waktu pagi hari, sehingga bisa jadi hal ini kelak akan berdampak pada hilangnya peluang datangnya rezeki pada satu hari itu.

Bahkan Nabi Muhammad SAW pun mengingatkan bahwa mereka yang merasa berat untuk bangun pagi untuk melaksanakan shalat Shubuh dan apalagi berani meninggalkannya, maka ia termasuk golongan orang munafiq. Hal ini sebagaimana diterangkan pada hadits riwayat imam al-Bukhari (657) yang terjemahnya sebagai berikut:

"Tidak ada shalat yang lebih berat bagi orang yang munafiq selain dari shalat Shubuh dan shalat 'Isya'. Seandainya mereka tahu keutamaan yang ada pada kedua shalat tersebut, tentu mereka akan mengerjakannya meskipun dengan merangkak."

Sobat, orang yang malas untuk bangun shubuh berarti ia telah membiarkan setan mengikat dirinya. Jika sudah demikian, maka semangat dan keceriaan seseorang pada hari itu juga akan pudar. Hal ini telah diingatkan oleh Rasulullah SAW dalam HR imam al-Bukhari (1142) dan HR imam Muslim (776) yang terjemahnya sebagai berikut:

"Setan membuat tiga ikatan di tengkuk  (leher belakang) seorang dari kalian ketika tidur. Di setiap ikatannya, setan akan mengatakan, "Malam masih panjang, tidurlah!" Jika ia bangun lalu berdzikir pada Allah, maka lepaslah satu ikatan. Kemudian jika dia berwudhu, maka lepas lagi satu ikatan (yang kedua). Kemudian jika ia mengerjakan sholat, maka lepaslah ikatan yang ketiga atau yang terakhir. Di pagi hari itu dia akan menjadi bersemangat dan memiliki jiwa yang baik. Dan manakala tidak melakukan tiga hal tersebut, maka dia akan memiliki perangai yang buruk dan menjadi pemalas."

Hal kedua yang menyebabkan rezeki sulit untuk datang adalah gemar meninggalkan shalat. Shalat pada hakikatnya merupakan bagian dari tanda ketaqwaan seseorang. Orang yang gemar meninggalkan shalat fardhu berarti tidak sempurna ketaqwaannya kepada Allah SWT. 

Padahal ketaqwaan itu sendiri merupakan salah satu faktor pembuka pintu rezeki. Dalam hal ini Allah SWT telah menjelaskan dalam QS At-Thalaq 2-3 yang artinya sebagai berikut:

"Barang siapa yang bertaqwa kepada Allah SWT niscaya Allah akan menjadikan baginya jalan keluar. Dan Allah akan memberikannya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupinya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)-Nya. Dan Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi segala sesuatu." (QS. Ath-Thalaq: 2-3)

Adapun hal ketiga yang menyebabkan rezeki sulit untuk datang adalah sikap bermalas-malasan. Dengan sikap malas maka seseorang akan sulit manakala ia dituntut bekerja dengan giat. Oleh sebab itu potensi terbesar yang mungkin saja akan diakibatkan oleh sikap ini adalah terganggunya produktivitas baik pada individu yang memiliki sikap tersebut maupun lembaga/instansi/organisasi dimana ia berada.

Karena itulah seorang muslim dituntut untuk selalu berkerja keras dan bertawakkal pada Allah SWT agar dapat terhindar dari sikap tercela ini. Rasulullah SAW telah memberikan gambaran pekerjaan seorang muslim ibarat seekor burung yang mendatangi rezekinya.

"Seandainya kalian benar-benar bertawakal kepada Allah SWT, tentu kalian akan diberikan rezeki sebagaimana burung yang diberikan rezeki. Burung itu pergi pada pagi hari dalam keadaan lapar dan pulang pada sore harinya dalam keadaan kenyang." (HR. Tirmidzi, no. 2344; Ibnu Majah, no. 4164)

Kawan, bekerja dan mencari nafkah untuk keluarga merupakan bagian dari sedekah yang di dalamnya memiliki beberapa keistimewaan. Diantara keistimewaan dari bersedekah tersebut adalah malaikat akan mendoakan pengamalnya agar rezeki orang tersebut mendapat ganti yang lebih baik dari Allah SWT. Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Nabi SAW bersabda:

"Tidaklah bagi para hamba yang beraktivitas pada pagi harinya melainkan ada dua malaikat yang turun sambil berdoa kepada mereka, salah satunya berdoa, "Ya Allah, berilah ganti kepada orang yang senang berinfaq." Sedangkan malaikat yang satunya lagi mendoakan, "Ya Allah, berikanlah kebangkrutan bagi orang yang pelit." (HR. Bukhari no. 1442 dan HR Muslim no. 1010).

Adapun faktor penghambat datangnya rezeki yang keempat adalah sifat tidak amanah. Sifat tidak dapat dipercaya (khiyanah) pada diri seseorang akan menjadi penyebab hilangnya kepercayaan orang lain terhadap dirinya. Jika orang lain saja sudah sulit untuk percaya, maka bagaimana lagi seseorang akan bisa mendapatkan pekerjaan? Bagaimana mungkin  ia mendapatkan tanggungjawab sehingga berpeluang memperoleh rezeki dengan mudah? Dengan demikian kejujuran merupakan faktor utama yang harus benar-benar diperhatikan dan dijaga keadaannya demi mendatangkan rezeki seseorang.

Selain itu, orang yang berkhianat terhadap amanah yang telah diberikan berarti telah melakukan salah satu ciri dari sifat orang munafik. Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Nabi SAW bersabda,

"Diantara Tanda orang munafik ada tiga yakni jika berkata ia berdusta; dan jika berjanji maka ia mengingkari. Dan manakala diberi amanat, maka ia berkhianat." (HR. Bukhari, no. 33 dan Muslim, no. 59).

Marilah kita mengoreksi diri kita dengan seteliti-telitinya, agar kita dapat mempergunakan waktu yang dititipkan kepada kita ini dengan sebaik-baiknya. Sehingga kita akan berpeluang mendapatkan keberkahan dalam setiap amal pekerjaan kita. Dan semoga Allah SWT juga memberikan taufiq, hidayah dan 'inayah-Nya kepada kita sehingga kita dapat memperoleh rezeki yang diridhai oleh-Nya serta kita dapat mensyukuri segala karunia yang telah diberikan oleh Allah SWT.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun