Engkau adalah sang guru sufi
Yang selalu menyapa kami dalam ruang keheningan
Demi merapikan sanubari kami
Agar mengenal hidup yang hakiki
Sedikit saja tutur katamu
Namun, begitu dalam ia menghujam ke arah dadaku
Hanya engkaulah satu-satunya raja yang sanggup meninggalkan singgasananya
Di tengah masa keemasannya
Sementara kami
Justru sibuk mati-matian memperjuangkannya
Dengan segala cara
Adil atau tak adil, beradab atau biadab, sendiri atau bersama, semua jalan kami tempuh untuk menjaga wibawanya
Sementara engkau
Begitu mudah membuangnya
Bagai ia adalah barang yang hina
Kau telah mengajarkan pada kami tentang cinta sejati
Yang berani tuk bersetia
Meski tak sedang bersama
Engkau tak bosan-bosannya memupuk kesadaran pada bumi angan-angan kami
Agar tetumbuhan peradabannya tetap tegar melawan hama budaya
Yang kilauannya justru penuh dengan sisi kegelapan dan kehangatannya justru ada di balik selimut kepalsuan
Kini, engkau telah meninggalkan kami dengan penuh ketenangan
Pastilah keteduhan sikapmu yang selalu menjadi panutan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H