Telah jamak kita temui, mereka yang acapkali memanfaatkan belas kasih orang lain dengan modal topeng yang rangkap, yakni menampilkan penderitaan dan memendam rasa malu maka ia pun akan memperoleh hal-hal lain yang menyertai.Â
Maksud hati mungkin ingin mudah mencari materi, tapi justru mengalami penderitaan nurani. Nurani mereka harus menjerit berkali-kali lantaran harus berakting di hadapan orang lain.Â
Apesnya, belakangan ia pun sadar bahwa orang lain memberinya materi bukan karena alasan faktor miskin materi, melainkan sebab miskin jiwa yang tengah ia derita.Â
Oleh karena mereka selalu berpura-pura sebagai sosok yang tak mampu, maka hal ini pun menjelma menjadi kebiasaan sekaligus ketidakbisaan. Mereka yang biasa meminta belas kasih orang lain itu menjadi benar-benar tidak bisa bekerja kecuali hanya memainkan drama kehidupan untuk menarik belas kasih orang lain.Â
Selanjutnya, apakah kira-kira ini yang disebut dengan kebahagiaan? (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H