Mohon tunggu...
Muhammad Adib Mawardi
Muhammad Adib Mawardi Mohon Tunggu... Lainnya - Sinau Urip. Nguripi Sinau.

Profesiku adalah apa yang dapat kukerjakan saat ini. 😊

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Manajemen Kematian Versi Ayam Pedaging

25 Desember 2020   06:31 Diperbarui: 7 Januari 2021   11:42 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Celetuk si ayam jago tempo hari sungguh amat kebablasan. Tidak disangka gurauannya tentang ajal si Siska, ayam pedaging itu begitu menghujam keras ke dalam perasaannya. Akibatnya, beberapa hari ini ia menjadi tak enak makan-minum ditambah memiliki sebuah kebiasaan baru, yakni begadang semalaman.

Akibat kebiasaannya itu, badan Siska si ayam sayur pun tampak menyusut sangat drastis. Ia yang dahulu merupakan ayam tertambun di kelompoknya, berubah 180 derajat, menjadi anggota yang terkurus di komunitasnya itu.

Melihat perubahan diri Siska yang tampak begitu musykil ini, Yuli, seekor ayam pedaging lain yang merupakan sahabat karibnya menjadi penasaran dan berniat untuk datang menghampiri.

"Ada apa gerangan Sis, hingga kamu berubah seperti ini?" tanya Yuli membuka percakapan.

"Entahlah, akhir-akhir ini pikiranku sedang kalut, Yul." jawab Siska singkat.

"Ada masalah apa sehingga pikiranmu kok menjadi gabut begini?" Yuli menyelidik.

"Itu lo, ocehan si jago kemarin sungguh keterlaluan. Masak ia bilang kalau umurku cuma tinggal sisa tiga bulan." jawab Siska penuh kecewa.

"Loh, memang benar khan? Rata-rata dari kita memang sudah semestinya dijual oleh sang pemilik setelah tinggal selama tiga bulan di kandang ini!" tanya Yuli dengan nada heran.

"Kalau cuma itu yang ia katakan sih aku bisa terima. Tapi, kalau sudah masalah kematian itu lain soal, Yul!" jawab Siska tampak semakin dongkol.

"O, jadi itu masalahnya. Kalau begitu, sebenarnya kamu harus berterima kasih pada si joper."

"Maksudmu? Kamu juga mau ngeledekin aku?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun