jago tempo hari sungguh amat kebablasan. Tidak disangka gurauannya tentang ajal si Siska, ayam pedaging itu begitu menghujam keras ke dalam perasaannya. Akibatnya, beberapa hari ini ia menjadi tak enak makan-minum ditambah memiliki sebuah kebiasaan baru, yakni begadang semalaman.
Celetuk si ayamAkibat kebiasaannya itu, badan Siska si ayam sayur pun tampak menyusut sangat drastis. Ia yang dahulu merupakan ayam tertambun di kelompoknya, berubah 180 derajat, menjadi anggota yang terkurus di komunitasnya itu.
Melihat perubahan diri Siska yang tampak begitu musykil ini, Yuli, seekor ayam pedaging lain yang merupakan sahabat karibnya menjadi penasaran dan berniat untuk datang menghampiri.
"Ada apa gerangan Sis, hingga kamu berubah seperti ini?" tanya Yuli membuka percakapan.
"Entahlah, akhir-akhir ini pikiranku sedang kalut, Yul." jawab Siska singkat.
"Ada masalah apa sehingga pikiranmu kok menjadi gabut begini?" Yuli menyelidik.
"Itu lo, ocehan si jago kemarin sungguh keterlaluan. Masak ia bilang kalau umurku cuma tinggal sisa tiga bulan." jawab Siska penuh kecewa.
"Loh, memang benar khan? Rata-rata dari kita memang sudah semestinya dijual oleh sang pemilik setelah tinggal selama tiga bulan di kandang ini!" tanya Yuli dengan nada heran.
"Kalau cuma itu yang ia katakan sih aku bisa terima. Tapi, kalau sudah masalah kematian itu lain soal, Yul!" jawab Siska tampak semakin dongkol.
"O, jadi itu masalahnya. Kalau begitu, sebenarnya kamu harus berterima kasih pada si joper."
"Maksudmu? Kamu juga mau ngeledekin aku?"