Dalam QS Yusuf ayat 3 telah diterangkan bahwa Allah SWT telah mengisahkan cerita tentang Nabi Yusuf ini kepada Nabi Muhammad SAW (dan seluruh ummatnya), serta menyebut surat ini sebagai kisah terbaik (ahsanal qashash) yang terdapat di dalam Al-Qur'an.
Terus terang, keterangan kata "kisah terbaik" ini sempat mengusik batin saya. Saat beberapa kali membacanya, benak saya bertanya-tanya, kenapa surat ini disebut sebaik-baiknya surat yang telah diwahyukan oleh Allah kepada Nabi Muhammad? Mengapa bukan surat yang lain? Atau, barangkali kita juga berpikiran, bukankah semua surat di dalam Al-Qur'an itu menarik?
Setelah saya mencoba belajar menggali makna yang terkandung di dalam surat ini, ayat per ayat, kata demi kata, barulah saya lekas mendapat sedikit pencerahan tentang alasan mengapa surat yang berjumlah 111 ayat ini disebut sebagai sebaik-baiknya kisah di dalam Al-Qur'an.Â
Apa sajakah kiranya alasan itu?
Pertama, Berisi cerita yang aktual dan faktual.
Jika kembali membaca keseluruhan isi dari QS Yusuf ini, kita pasti akan mendapati bahwa dominan komposisinya adalah cerita tentang Nabi Yusuf. Dan ternyata hal ini tidak mengejutkan, sebab pada ayat ketiga dari surat tersebut Allah telah memberikan bocoran/spoiller bahwa Dia hendak menceritakan diantara kisah terbaiknya itu di dalam Al-Qur'an, khususnya di dalam QS Yusuf ini.Â
Dengan demikian, menjadi tidak mengejutkan jika kita mendapati mayoritas konten di dalam surat ini adalah murni berkisah tentang Nabi Yusuf dan bukan secara langsung membahas tentang hukum-hukum tertentu, misalnya tentang hukum halal dan haram, dan lain sebagainya.
Kendati demikian, di dalam surat ini kita juga sekilas masih akan mendapati bagaimana bentuk hukuman yang ditetapkan atas seseorang yang didakwa mencuri, seseorang yang dituduh telah "mengganggu" pasangan orang lain, sebagaimana tradisi yang dianut oleh masyarakat pada waktu itu.Â
Sebagai orang yang beriman, kita pasti meyakini bahwa kisah Nabi Yusuf ini benar-benar nyata terjadi. Diantara dasar yang dapat kita gunakan adalah, dari segi nasab keluarga, beliau merupakan cicit dari Nabi Ibrahim AS, Sang Bapak dari para Nabi (Abu Al-anbiya') yang memiliki putera bernama Nabi Ishaq, saudara seayah namun beda ibu dari Nabi Isma'il AS.Â
Kemudian dari Nabi Ishaq ini memiliki keturunan yang bernama Ya'qub, yakni bapak dari Nabi Yusuf AS. Berdasarkan silsilah ini sekaligus menegaskan pada kita bahwa kisah Nabi Yusuf tersebut merupakan kisah yang benar adanya, dan bukan merupakan sebuah cerita karangan atau fiksi.Â