Mohon tunggu...
Muhammad Adib Mawardi
Muhammad Adib Mawardi Mohon Tunggu... Lainnya - Sinau Urip. Nguripi Sinau.

Profesiku adalah apa yang dapat kukerjakan saat ini. 😊

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kabari Aku

21 November 2020   19:36 Diperbarui: 21 November 2020   21:15 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kabari aku wahai nyiur angin yang melambai-lambai,
Akan berita sang kekasih
yang telah membuatku gundah dan menggila selama ini.

Begitu rindunya hati ini akan kehadirannya
Sebagai cahaya benderang yang selalu menyinari kelamnya hidupku.

Dia telah memintaku tuk mengadu padamu, menitip salam rindu padamu,
Saat rinduku ini kian membuncah
Di malam-malam panjang yang memaksaku tuk selalu terjaga.

Tak mampu lagi kupejamkan mata,
Hingga ia benar-benar hadir tuk menyirami gersangnya sanubariku ini.

Cukuplah sesaat saja aku memandangnya,
maka kan terobati seluruh luka jiwa.

Siapa saja yang mencela penyakit rinduku ini, maka sungguh ia telah terlambat sangat.
Sebab penyakitku ini telah menjalar mengakar sampai relung jiwaku yang terdalam
Hingga tak ada seorang pun yang kan sanggup tuk mengobati.
Kecuali, kekasihku sendiri yang selalu hadir di setiap kejap mataku.

Duhai seorang yang teramat mulia,
wahai insan yang paling sempurna,
Inilah adanya diriku yang selalu mendamba hadirmu
Sebagai penawar atas segala luka.

*) Diolah dari syair qasidah Khobbiri yang dipopulerkan oleh Tuan Guru Sekumpul

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun