hasil bumi pada lumbung pangan kerajaan atau sebagai khazaain al-ardh. Jika diibaratkan pada istilah yang kita kenal sekarang, mungkin saja jabatan itu kurang lebih sekelas menteri bidang logistik.
Setelah Nabi Yusuf memperoleh kedudukan yang sangat istimewa di sisi Sang Raja, Nabi Yusuf pun memohon padanya agar ia diberi tugas sebagai seseorang yang akan mengatur seluruhJabatan itu ia mohon dari Sang Raja sebagai langkah untuk mengantisipasi datangnya musim paceklik berkepanjangan pada beberapa waktu mendatang dengan berbekal dua kemampuan yang ia miliki, yakni pengetahuan yang sempurna mengenai hasil bumi dan kemampuan untuk menyimpan dan mengelolanya.Â
Sang Raja yang menimbang pengalaman Nabi Yusuf sebelumnya yang telah terbukti mampu menjaga amanah tuannya (salah seorang bangsawan kerajaan), serta kemampuannya yang lain yakni menakwil mimpinya yang seakan menjadi isyarat terhadap kondisi negerinya di masa depan, maka pada akhirnya Sang Raja pun mengabulkan permintaannya ini.Â
Dengan demikian, proses pengumpulan seluruh hasil bumi dari rakyat beserta pengeluarannya untuk kebutuhan mereka nanti akan berada di bawah kendali Yusuf beserta orang-orang yang membantunya.Â
Dan rupanya jabatan sebagai pengelola hasil bumi pada kerajaan itu telah ia jalankan dengan sangat baik sehingga terkumpullah seluruh hasil pertanian pada lumbung pangan setiap kali panen raya hingga berlangsung selama beberapa kali pergantian musim.Â
Dari sejumlah hasil panen yang terkumpul itu telah tersedia pula bagian yang sangat terperinci untuk kebutuhan konsumsi masyarakat serta sebagiannya lagi untuk kebutuhan masa tanam musim berikutnya. Dan tampaknya seluruh jumlah yang terkumpul itu akan cukup untuk melalui masa-masa paceklik yang panjang.
Tugas Yusuf berikutnya tinggallah menjelaskan pada seluruh penduduk negeri itu bagaimana cara mendayakan hasil bumi yang telah mereka terima tersebut dengan sebaik-baiknya sehingga para pemakainya akan dapat terhindar dari pemborosan pada saat menggunakan bahan makanan.Â
***
Kawan, berdasarkan kisah Nabi Yusuf di atas dapat kita dapat mengambil beberapa kesimpulan. Pertama, diantara modal terpenting untuk menentukan kesuksesan seseorang dalam melaksanakan setiap pekerjaan adalah sikap jujur yang sepatutnya ia miliki ketika melaksanakan tugas yang telah diamanatkan padanya.Â
Sebab dengan berbekal sikap jujur tersebut maka ia pun akan cenderung bersikap lurus di dalam menjaga dan melaksanakan setiap kepercayaan yang telah dititipkan, meskipun godaan senantiasa menghampirinya dengan silih berganti.Â
Seseorang yang memiliki sikap amanah biasanya telah terbiasa melatih diri sebelumnya untuk meluruskan sikapnya itu sehingga ia pun takkan mudah goyah manakala diiming-imingi oleh keuntungan yang di satu sisi justru akan merugikan pihak lain, yakni orang yang memberinya kepercayaan.