Dan oleh karena pemuda itu tak juga takluk dengan ancamannya itu, maka ia pun memenjarakan Yusuf hingga waktu yang ditentukan.Â
Yusuf yang saat itu telah bebas dari hukuman penjara dan berkumpul bersama dengan seluruh tamu undangan yang hadir menjelaskan, sesungguhnya ia melakukan hal itu di masa lalu sebab ia telah berkomitmen bahwa sampai kapanpun ia takkan pernah mengkhianati tuannya sendiri yang telah begitu baik sikapnya saat merawat dan mendidiknya.
Lebih dari itu, ia melakukan hal demikian sebab ia senantiasa meyakini bahwa Allah SWT tidak akan pernah meridhai segala perkara yang diperbuat oleh orang-orang yang berkhianat.
Begitu mendengar penjelasan dan pengakuan dari mereka semua, maka Sang Raja pun dengan segala kebijaksanannya pada akhirnya membuat perhitungan yang adil terhadap wanita itu.Â
Sementara bagi Yusuf, ia pun merencanakan akan menghadiahkan padanya sebaik-baik kedudukan di istana, yakni sebagai bagian dari bangsawan yang senantiasa dekat dengan Sang Raja.Â
***
Sahabat, berdasarkan kisah tersebut kiranya kita dapat mengambil beberapa kesimpulan. Pertama, bahwa setiap kezaliman yang telah diperbuat oleh seseorang suatu saat pasti akan terungkap dan memperoleh balasannya.Â
Oleh sebab itu, sebelum semuanya terlambat, alangkah lebih baik bagi siapa saja untuk senantiasa mengoreksi diri agar tak berpeluang berbuat kezaliman pada orang lain demi memenuhi ego, ambisi dan keinginan pribadi.
Dengan terus mengevaluasi apa saja yang telah diperbuat sekaligus senantiasa menimbang kembali perihal yang akan dilakukan kiranya hal ini akan menjadikan siapa saja semakin peka dan mawas diri terhadap potensi kesalahan yang akan diperbuat. Selain itu, hal ini pun akan menjadi jalan bagi mereka untuk dapat menginsyafi kesalahan-kesalahan di masa lalu agar tidak terulang kembali di masa depan.Â
Adapun kesimpulan kedua yang dapat kita ambil adalah mengenai pentingnya menjaga amanah atau kepercayaan dari orang lain, meski berbagai cobaan senantiasa datang menghampiri.Â
Banyak orang yang menyatakan bahwa orang yang menerima amanah dari pihak lain itu ibarat mereka yang menjaga segunung emas, dimana dari arah mana saja akan selalu ada kemungkinan ancaman yang akan datang untuk mengganggu, mencuri atau merampas emas (kepercayaan) itu, sehingga berkuranglah nilai emas yang dijaganya.Â