Akibat ulah perempuan itu, baju gamis Yusuf pun terkoyak saat ia berhasil membuka pintu. Dan tanpa disadari bahwa suami dari perempuan itu telah pulang ke rumah dan tepat berada di hadapan mereka.Â
Mendapati suaminya telah pulang dengan menyaksikan keadaan mereka yang ganjil ini, maka wanita itu segera mengambil siasat, "Suamiku, lihatlah apa yang telah diperbuat oleh anak yang engkau rawat dengan sebaik-baiknya ini. Apakah kiranya hukuman yang pantas untuk seseorang yang telah menghianatimu seperti ini?"
Menyadari bahwa dirinya telah difitnah, maka Yusuf pun membela diri, "Sesungguhnya isteri Anda lah yang telah menggodaku. Ada seseorang di rumah ini dapat menjadi saksi atas peristiwa ini."
"Selain itu, bukti lainnya adalah pada pakaianku ini. Jika ia terkoyak pada bagian depan, maka akulah yang berdusta. Dan sebaliknya, jika bagian yang terkoyak di belakang maka dialah yang berdusta." Yusuf menambahkan pembelaannya.Â
Ketika mereka mendapat kabar dari seorang saksi yang tanpa ia duga sebelumnya dan memeriksa baju Yusuf yang ternyata koyak di bagian belakang, maka sang petinggi kerajaan (al-'aziiz) itu pun berkata pada isterinya, "Ini semua adalah tipu dayamu. Sungguh, tipuanmu ini benar-benar sangat keterlaluan."
Beberapa saat kemudian, ia pun menghampiri Yusuf seraya berkata, "Yusuf, lupakanlah peristiwa ini."
"Mohonlah ampunan atas dosamu ini. Karena sesungguhnya Engkaulah yang bersalah," ucap lelaki bangsawan itu pada isterinya kemudian.Â
***
Kawan, melalui kisah di atas kiranya kita dapat mengambil kesimpulan bahwa seringkali kelebihan yang dimiliki oleh orang lain ternyata juga dapat menjadi ujian baginya untuk terhanyut dalam perbuatan dosa, jika ia tidak menyadari bahwa segala kelebihan itu sebenarnya adalah cobaan yang berasal dari Allah.
Seorang yang berwajah rupawan dan memiliki keunggulan penampilan fisik, bisa jadi hal ini justru menjadi kemungkinan baginya terjerembap pada perbuatan zina, manakala ia tak mampu menyadari bahwa sebenarnya terdapat ujian di balik eloknya tampilan fisik itu.
Seseorang yang memiliki keunggulan dalam ilmu pengetahuan, kekuasaan dan bakat lainnya, juga memiliki kemungkinan bahwa hal ini justru dimanfaatkan untuk kepentingan orang lain yang akan membawa kerugian pada dirinya sendiri maupun orang banyak di masa kelak. Hal itu dapat terjadi ketika ia tidak sadar bahwa sebenarnya ada ujian atas segala kelebihan yang dititipkan padanya itu.Â