Nabi Ya'qub yang sebelumnya telah mendapat wahyu dari Allah mengenai siasat anak-anaknya itu merasa begitu bersedih atas tipu daya mereka.Â
Sepeninggal putera kinasihnya itu, seakan tak pernah tergores sedikit pun kebahagiaan yang tampak di wajahnya. Bahkan, lantaran kesedihannya itu seringkali ia berpeluh air mata hingga secara perlahan hal ini pun membuat matanya menjadi buta.Â
***
Kawan, berdasarkan potongan kisah Nabi Yusuf dan saudaranya tersebut, maka kita pun dapat mengambil kesimpulan bahwa pentingnya sikap untuk memahami dan menghargai keunggulan orang lain. Sebab di balik keunggulan yang dimiliki oleh seseorang bisa jadi ada rangkaian proses yang teramat berat yang sebelumnya telah mereka alami.
Atau, jika tidak demikian, barangkali dengan adanya kelebihan itu mereka memiliki tanggung jawab tersendiri yang cakupannya sangat besar dibandingkan tanggung jawab yang kita miliki. Seperti halnya yang pernah disampaikan oleh Paman Ben, pamanda Peter Parker dalam serial kisah Spiderman, bahwa di dalam kekuatan yang besar terdapat tanggung jawab yang besar.Â
Andai saja saudara-saudara Yusuf tersebut dapat memahami dan menerima bahwa adiknya itu adalah seseorang yang memiliki kemampuan luar biasa yang kelak akan berkontribusi pada perkembangan ummat, peradaban dan Kerajaan Mesir, maka kiranya mereka pun tak akan pernah berbuat yang sekeji ini.
Namun, pada kenyataannya mereka telah menuruti bisikan setan dan hawa nafsu sehingga mereka pun tega berbuat hal aniaya yang teramat keji terhadap saudaranya sendiri.
***
Kira-kira bagaimanakah Nasib Yusuf AS yang telah dibuang oleh saudara-saudaranya ke dalam sebuah sumur di tengah belantara itu? Insyaallah akan penulis lanjutkan pada tulisan Mutiara Hikmah QS Yusuf yang berikutnya.Â
Referensi:
QS Yusuf 8-18, tafsirweb