Mohon tunggu...
Muhammad Adib Mawardi
Muhammad Adib Mawardi Mohon Tunggu... Lainnya - Sinau Urip. Nguripi Sinau.

Profesiku adalah apa yang dapat kukerjakan saat ini. 😊

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Belajar Mensyukuri Kehidupan Sejak Bangun dari Tidur

11 November 2020   09:47 Diperbarui: 11 November 2020   14:12 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrasi orang bangun tidur. Sumber gambar: medium.com

Lain syakartum laaziidannakum wa lain kafartum inna 'adzaabii lasyadiid (1). Sungguh jika kalian bersyukur, maka benar-benar akan Kutambahkan [nikmat-Ku] pada kalian. Dan sungguh jika kalian mengingkari [nikmat-Ku], maka sesungguhnya adzab-Ku amatlah pedih.

Oleh sebab itulah, orang yang senantiasa bersyukur akan mudah bahagia meski bagaimana pun kondisi kehidupan mereka dalam pandangan manusia. Sebab mereka senantiasa menyadari bahwa beberapa nikmat yang mungkin tidak mereka miliki--seperti halnya yang dimiliki oleh orang lain itu--mereka masih mendapat titipan nikmat-nikmat lain yang tidak terhitung jumlahnya dari Tuhan. 

Mereka senantiasa menyadari bahwa sepandai apapun dan serinci apapun mereka menghitung nikmat yang telah Tuhan berikan itu, maka sampai kapan pun mereka takkan pernah sanggup menghitungnya secara sempurna. Hal ini dikarenakan mereka selalu meyakini ajaran dari Allah melalui ayat berikut:

Wain ta'udduu ni'matallaahi laa tuhsyuuhaa. Innallaaha laghafuuru ar-rahiim (2). Dan jika kalian hendak menghitung nikmat Allah itu, niscaya kalian takkan sanggup untuk menghitungnya. Sesungguhnya Allah adalah sebenar-benarnya Dzat Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Oleh karena terbatasnya pengetahuan dan kesempatan siapa saja untuk menghitung nikmat-nikmat dari Allah itu maka hal utama yang dapat mereka lakukan adalah dengan senantiasa mensyukurinya dan mendayakan segala kenikmatan itu untuk berbagai amal perbuatan yang diharapkan akan menghadirkan ridha dari-Nya. 

Dengan mendayakan nikmat tersebut untuk tujuan yang dikehendaki oleh Tuhan inilah maka seseorang akan berpeluang selamat dari adzab-Nya yang begitu pedih terasa, baik ketika berada di dunia, lebih-lebih ketika berada di akhirat kelak. 

Untuk itu, marilah kita senantiasa bersyukur dan mendayakan segala kenikmatan itu untuk berbagai amal kebaikan yang kelak kita harapkan juga akan mendatangkan rasa cinta dari Tuhan. Bukankah Allah pun mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan? Wallaahu yuhibbu al-muhsiniin. (*)

Referensi:

(1) QS Ibrahim : 7; (2) QS An-Nahl : 18.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun