Dengan demikian, mereka pun akan mendapatkan berkah pengetahuan dari proses pendampingan itu.Â
Orangtua sepatutnya tidak perlu ragu, malu, apalagi gengsi untuk melakukan hal itu. Bukankah mereka senantiasa menyadari bahwa kegiatan belajar itu hakikatnya dilakukan sepanjang masa?Â
Lebih akrab dengan imajinasi si buah hati
Untuk menarik perhatian sang anak, tidak ada salahnya bagi orangtua untuk senantiasa menyajikan visualisasi maupun cerita sehingga akan menumbuhkembangkan imajinasi sang anak selama proses belajar.Â
Pendekatan imajinasi ini sangatlah penting, mengingat pada masa anak-anak ini, daya imajinasi mereka begitu tinggi. Dengan demikian, inilah sesungguhnya kesempatan yang dapat dimanfaatkan oleh orangtua untuk menarik minat si anak dalam belajar.Â
Dengan sedikit bermain-main bersama imajinasi mereka, nalar pikiran mereka pun akan semakin leluasa dalam menelusuri titik temu antara apa yang sedang mereka pelajari saat itu dengan apa yang akan terjadi setelah memiliki pengetahuan ini.Â
Saya kira demikianlah yang menjadi alasan mengapa orangtua dan teknologi Google ini (termasuk juga untuk teknologi lainnya) sepatutnya bukan untuk ditandingkan, akan tetapi seyogyanya keberadaannya itu hadir dalam peran yang saling melengkapi.Â
Sebab manakala kita bersikukuh untuk terus menandingkannya, saya khawatir, yang akan kita temui hanyalah sikap untuk menonjolkan keunggulan dari masing-masing pihak, dan bukan pada hubungan harmoni diantara keduanya yang akan membawa banyak kemaslahatan. [mam]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H