Mohon tunggu...
Muhammad Adib Mawardi
Muhammad Adib Mawardi Mohon Tunggu... Lainnya - Sinau Urip. Nguripi Sinau.

Profesiku adalah apa yang dapat kukerjakan saat ini. 😊

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Menulis dengan 61 Jari

4 September 2020   04:45 Diperbarui: 5 September 2020   20:06 492
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Begini. Sebenarnya istilah ini hanyalah karangan saya saja yang biasa mengetik pada gawai dengan menggunakan ibu jari dari tangan kiri dan jari telunjuk tangan kanan. Atau barangkali pembaca Kompasiana juga memiliki kebiasaan yang sama dengan saya? 

Seperti yang telah kita tahu, jika kita mengenang masa-masa awal belajar ilmu matematika dulu, ibu jari biasa digunakan oleh guru kita untuk menyimbolkan angka enam. Sedangkan jari telunjuk biasa beliau pakai sebagai wakil dari angka satu. Sehingga dari sini persoalannya menjadi lebih jelas, 61. Ya. Mengetik cukup dengan dua jari. 

Siapapun tentu boleh berbeda pendapat mengenai anggapan saya terkait penyimbolan angka melalui jari ini. Namun, sebenarnya titik tekan bahasan saya kali ini bukanlah pada penyimbolan itu, akan tetapi lebih pada uraian tentang sebuah kesempatan menulis kapan saja dan dimana saja dengan berbekal fasilitas yang kita miliki. 

Saat ini, dengan kita sadari atau tidak, keberadaan gawai telah menjadikan aktivitas menulis menjadi jauh lebih fleksibel dari waktu sebelumnya. 

Dahulu, jika aktivitas menulis harus kita lakukan dengan terikat pada media pena dan kertas, mesin tik, komputer, laptop, maka sekarang kita pun sudah dapat menuntaskannya melalui gawai yang ada dalam genggaman. 

Keberadaannya yang mungil dan sangat ringkas itu menjadikan siapa saja berkesempatan melakukan aktivitas tulis menulis di sembarang tempat. Bahkan, pada tempat terekstrem sekalipun, di WC, misalnya. Hehe. 

Saya mencontohkan hal ekstrem ini bukan berarti untuk menyarankannya. Akan tetapi sekadar untuk menunjukkan bahwa pada kondisi tertentu mungkin saja seorang penulis yang berjiwa ekstrem akan melakukannya. Dan yang pasti penulis itu bukanlah saya. 

Selain itu, hal yang biasa dijadikan pertimbangan oleh seorang penulis pada saat berkarya adalah kenyamanan. Manakah diantara media yang telah ada ini yang dianggap paling nyaman untuk menemani aktivitas mereka pada saat menulis.

Kondisi kenyamanan yang diperoleh para penulis pada saat menggunakan medianya itu tentu akan berbeda, yang pada umumnya dipengaruhi oleh latar belakang mereka masing-masing. 

Jadi, untuk ukuran kemudahan dan kenyamanannya saat mengggunakan media pun bisa saja akan sangat relatif dan subjektif antara satu penulis dengan penulis lain. 

Ada penulis yang merasa sangat nyaman saat mengetik dengan menggunakan laptop. Sebab merasa akses jemari mereka lebih luas pada saat menjamah papan tik sehingga kerja menulis dianggap menjadi lebih cepat kelar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun