Mohon tunggu...
Muhammad Adib Mawardi
Muhammad Adib Mawardi Mohon Tunggu... Lainnya - Sinau Urip. Nguripi Sinau.

Profesiku adalah apa yang dapat kukerjakan saat ini. 😊

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Cerita Pengalaman Menulis

31 Agustus 2020   04:45 Diperbarui: 31 Agustus 2020   06:33 463
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak saya memulai perjalanan sebagai penulis-kontributor beberapa bulan lalu, saya memiliki banyak kisah tentang dunia kepenulisan. Mulai dari artikel yang diterima dan dipublikasikan, naskah ditolak alias dikembalikan, hingga naskah yang tak jelas nasibnya. Itulah lika-liku singkat saya dalam menapaki dunia kepenulisan ini. 

Awalnya, saya mulai tertarik untuk menulis opini atau tulisan ber-genre populer yang dikirimkan ke media massa setelah membaca tulisan-tulisan yang terbit di sana. Waktu itu, status saya masih sebagai seorang mahasiswa dengan segenap idealismenya. 

Batin saya seakan menggumam penuh rasa penasaran, apa susahnya menulis di media massa, tinggal menulis semua orang juga bisa. 

Sewaktu saya melihat syarat tulisan yang diajukan ke media cetak pada tulisan opini adalah kekira 850 kata, dalam batin saya menyimpulkan, berarti saya harus merampungkan 850 kata kemudian mengirimkannya. Jadi deh!

Akhirnya, saya pun mencoba membuat sebuah artikel opini tentang tema perekonomian yang rada saya pahami. Dengan latar belakang saya sebagai mahasiswa fakultas ekonomi, saya berusaha meramu tulisan dengan bumbu-bumbu data ringan dan argumentasi yang sedikit babibu. 

Naskah sudah selesai saya ketik, berarti tinggal dikirimkan. Dengan bermodal sedikit waktu dan jaringan internet, uang 750 ribu hingga sejuta akan saya dapat, pikir saya waktu itu. 

Namun, rupanya kenyataan tak sesederhana angan-angan saya. Saya mulai menyadari bahwa se-Indonesia ini bukan hanya saya seorang yang menulis. Artinya, tulisan saya harus berkompetisi dengan tulisan-tulisan lainnya demi memenangkan hati sang redaktur. 

Dan dalam kompetisi itu saya kalah telak. mungkin saja, kekalahan saya ini sebab media yang saya pilih terlalu besar untuk tulisan saya kelasnya masih picisan, kalau meminjam istilahnya Om Felix. 

Hingga tibalah gilirannya saya berjumpa dengan situs sedikit nakal banyak akal dan laman tempat berbagi ide. Dua website inilah yang pertama kali membangkitkan rasa percaya diri saya untuk menulis di platform digital dengan diberikannya kesempatan bagi karya untuk tampil di sana. 

Sehingga saya pun berkesimpulan, eh, ternyata saya bisa menulis, dengan adanya beberapa karya yang dapat ditampilkan di sana, setelah beberapa kali mencoba, tentunya. 

Dari menulis di dua platform ini saya pun belajar beberapa hal: (1) Bagaimana cara menulis yang benar sesuai dengan kaidah PUEBI; (2) Berlatih mengkritisi hal-hal yang aktual; (3) Berbagi cerita tentang hal di sekitar kita. 

Dan cerita yang cukup berkesan bagi saya adalah pada saat saya menulis untuk laman tempat berbagi ide. Seiring rutinnya saya menulis di sana, maka dalam waktu tidak terlalu lama saya memperoleh verifikasi centang biru dan bahkan bisa masuk kategori penulis terproduktif. 

Sejujurnya, saya sendiri merasa geli bukan main, sebab tulisan yang saya anggap tidak terlalu berbobot pun bisa dihargai sebagai karya yang layak untuk diterbitkan. 

Pelajaran berharga yang saya dapat dari situs tempat berbagi ide itu adalah mengenai bagaimana cara menulis yang baik dengan memerhatikan tanda baca, ejaan, dan pembagian tulisan agar tulisan tampak nyaman pada saat dibaca melalui gawai. 

***

Sejak bulan April 2020, saya dipertemukan dengan Kompasiana. Awalnya, saya tertarik untuk menulis di sini sebab ingin ikut berkompetisi tulisan dari ajang yang dihelat oleh BI. 

Namun, entah kenapa, saya selalu saja gagal ketika registrasi melalui laptop saya. Apakah mungkin karena spesifikasi laptop terlalu usang sehingga tak mampu untuk mengaksesnya. Pada akhirnya, saya mencoba registrasi melalui gawai, dan alhamdulillah saya berhasil. 

Setelah berhasil registrasi, saya mencoba memulai menulis di sini. Dan menurut asumsi saya pribadi, hasilnya tidak terlalu mengecewakan. Untuk tulisan pertama saya, sudah terbaca oleh 77 penge-views, bahkan diantaranya ada juga yang memberikan rating atau penilaian. 

Angka 77 views itu bagi saya adalah angka yang besar, jika dibayangkan angka 77 itu adalah sebuah kumpulan orang yang berada di dalam sebuah ruang. Mungkin saja ini akan membutuhkan ruang yang cukup besar, atau bahkan bisa dibuat model seminar untuk menyampaikan materi pada mereka. 

Lantas, bagaimana jika pembacanya itu mencapai angka ribuan? Barangkali jika diasumsikan dengan sebuah kelas tentu harus melakukan pembelajaran atau seminar berkali-kali. 

Tapi, logika semacam itu tentu bisa diperdebatkan, mengingat ini hanyalah sebatas tulisan yang tidak membutuhkan ruang, kecuali ruang untuk tulisan itu sendiri. Baik itu di kertas, gawai, laptop, sistem informasi, maupun database yang dimiliki oleh pengembangnya. 

Baik. Terlepas dari ada atau tidaknya perdebatan itu, setidaknya bagi saya, jumlah pembaca itu merupakan bentuk apresiasi atau kesan awal terhadap sebuah tulisan. Sebuah kesan yang dalam platform ini dapat terlihat dari keterbacaan (views) tulisan, pemberian nilai (rating), atau komentar. 

Dan setelah beberapa kali 'menempelkan' tulisan di sini, saya pun menemukan keasyikan dan keuntungan tersendiri, dimana keuntungan itu bahkan sudah saya ceritakan tersendiri pada sebuah artikel terdahulu.

Semoga saja keasyikan menulis ini akan beriringan dengan produktivitas dan kualitas tulisan yang tersaji di dalamnya, sehingga akan bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun