Mohon tunggu...
Muhammad Adib Mawardi
Muhammad Adib Mawardi Mohon Tunggu... Lainnya - Sinau Urip. Nguripi Sinau.

Profesiku adalah apa yang dapat kukerjakan saat ini. 😊

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mencintai Meski Tak Memahami?

24 Agustus 2020   02:45 Diperbarui: 28 Agustus 2020   06:24 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di sini, seorang Kompasioner sangat boleh 'mencolek' tulisan Kompasiner, supaya tulisannya pun berbalas 'colekan'. Dan bukankah setiap 'colekan' di sini dapat dimonetisasi jika menyentuh angka tertentu? 3.000 'colekan', misalnya. Silakan saja saling 'mencolek' tulisan satu sama lain. Dengan demikian secara tidak langsung seseorang telah bersedekah 'colekan' dan potensi keuntungan bagi pihak lain. 

Sebuah 'colekan' yang menandai rasa suka terhadap tulisan, belum tentu dibarengi dengan kepastian apakah penilainya telah membaca sebuah tulisan. Bukan karena alasan tidak mau membacanya, tapi bisa jadi sebab tidak adanya kemampuan untuk membaca semuanya. 

Dapat dibayangkan betapa repotnya, jika anggota Kompasianer yang rata-rata menghasilkan 300 tulisan per hari ini mencolek semuanya pada tulisan kita. Taruhlah, rata-rata tulisan mereka dapat dibaca dengan durasi dua menit, kecuali puisi. Dengan perhitungan ini, setidaknya kita akan menghabiskan waktu setidaknya 600 menit atau sekitar 10 jam untuk mendekam di Kompasiana setiap harinya. Hanya untuk sekadar membaca tulisan saja. 

Lalu, bagaimana kita akan menulis jika yang kita lakukan hanya membaca saja? Dan itu pun belum ditambah dengan aktivitas kita lainnya. 

Dan, daripada terlalu repot dengan semua tulisan dan 'colekan' itu, jalan pintas yang paling mudah adalah dengan mencintai tulisan mereka meski hanya dengan membaca judulnya. Setidaknya dari judul tulisan mereka akan menginspirasi kita untuk melahirkan tulisan yang lain kelak.

Namun, setelah saya mendapatkan informasi dari Pak Bobby a.k.a Ruang Berbagi dan saya mencoba sendiri sistem rating dan komentar yang ada di Kompasiana, saya belakangan tahu bahwa statistik sistem views di sini memang berjalan lebih lambat dibandingkan dua sistem tadi, sehingga judul tulisan saya pun saya revisi dengan menambahkan tanda tanya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun