Mohon tunggu...
Muhammad Adib Mawardi
Muhammad Adib Mawardi Mohon Tunggu... Lainnya - Sinau Urip. Nguripi Sinau.

Profesiku adalah apa yang dapat kukerjakan saat ini. 😊

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Keuntungan Menulis di Kompasiana

14 Agustus 2020   02:30 Diperbarui: 14 Agustus 2020   21:35 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah saya membaca beberapa artikel di Kompasiana dan 'menelurkan' 5 artikel pribadi saya, 6 jika yang ini masuk hitungan, saya pun mulai merasakan untungnya menulis artikel pada laman ini. Keuntungan yang saya dapat pada saat menulis di Kompasiana adalah:

Pertama. Saya bisa menulis dan mengunggahnya kapan saja. Mau pagi, siang, ataupun tengah malam, kapan saja bisa. Ini serasa saya meng-upload tulisan pada blog gratisan saya sendiri, Wordpress. 

Dan bahkan, gegara Kompasiana, sekarang saya pun jadi malas untuk meng-upload tulisan saya pada blog saya. Mungkinkah ini sebab saya telah terkena sihir mautnya Kompasiana, lebih dari sekadar nge-blog (beyond blogging). 

Kedua. Mendapatkan pelajaran ketekunan dalam menulis dari sosok-sosok inspiratif yang seakan tak pernah lelah dalam menulis. Meski usia beliau-beliau ini sudah tak lagi muda beliau tetap produktif menulis. Misalnya, Bu Nursaini Rais, dan tentunya pasangan 'pendekar' legendaris nan mesra Pak Tjip dan Bu Tjip.

Ketiga. Fitur penyimpanan otomatis (autosave). Ini adalah fitur pada platform ini yang menurut saya sangat berguna dan sangat saya sukai. Sebab, terkadang saya suka menyunting tulisan-tulisan saya yang terdahulu melalui gawai, untuk memperbaiki diksinya supaya semakin gurih saat dilahap oleh pembaca. 

Di tengah asyiknya menyunting ini, biasanya saya mendapati panggilan masuk pada ponsel saya. Saya seringkali membatin, habislah tulisan saya ini. Beruntunglah dengan adanya fitur autosave ini, tulisan saya jadi terselamatkan tanpa harus menyuntingnya kembali. 

Keempat. Jaringan pertemanan yang luas. Pada saat saya menulis artikel pertama saya, tetiba ada seseorang yang nge-like dan mem-follow akun saya. Padahal sebelumnya saya tidak tahu siapa sebenarnya mereka ini.

Dan, saya juga mendapati mereka yang bercentang biru pun berkenan untuk mengikuti akun hijau saya ini. Saya menjadi berbaik sangka, beliau-beliau ini adalah para penulis sejati yang sangat antusias untuk mengembangkan jalinan pertemanan melalui tulisan. 

Kelima. Media yang tepat untuk berlatih menulis. Tidak perlu takut dan ragu mengenai baik buruknya tulisan kita di laman ini, sebab kemungkinan besar semuanya akan diterima. Tulisan apa saja boleh diunggah di laman ini asalkan karya sendiri dan tidak berpotensi menimbulkan kegaduhan.

Bahkan, tidak jarang, saya mendapati mereka yang ber-check list biru itu masih memiliki banyak kesalahan penulisan kata, typo. Awalnya saya menganggap mereka adalah penulis amatir yang tidak jeli dalam menyusun tulisan dan mendapatkan keberuntungan berupa penghargaan centang biru.

Namun, setelah saya baca beberapa tulisan mereka, yang jika dibaca semuanya akan mencapai angka ribuan, saya pun dapat merasakan tulisan mereka itu sangat hidup dan kuat karakternya. Tulisan itu seakan adalah orangnya sendiri yang sedang berbicara. Mungkin saja, kekuatan karakter itulah yang telah menutup kesalahan penulisan yang bobotnya tidak seberapa itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun