Mohon tunggu...
Muhammad Adib Mawardi
Muhammad Adib Mawardi Mohon Tunggu... Lainnya - Sinau Urip. Nguripi Sinau.

Profesiku adalah apa yang dapat kukerjakan saat ini. 😊

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Gaji Dul Kaher

12 Agustus 2020   17:36 Diperbarui: 12 Agustus 2020   21:02 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Unsplash

Namun, begitu ia meraih impian sejuta dolarnya itu, serasa ada yang kurang dalam hidupannya. Ia merasa seakan kehidupan telah menghambar meskipun ia telah bergelimang harta. 

Merry pun merenungi, apa gerangan ihwal yang menyebabkan hidupnya ini serasa ada yang kurang. Hingga pada akhirnya ia pun berada pada sebuah titik pencerahan, bahwa kebahagiaannya itu berkurang sebab orientasi hidupnya hanya tertuju pada hal-hal yang sifatnya material. Padahal, ia pun menyadari, bahwa tidak semua kebahagiaan itu diperoleh melalui harta yang berlimpah. Namun, ia juga seringkali hadir melalui jiwa-jiwa yang kaya dalam memandang hakikat kehidupan. 

Berangkat dari kesadaran itulah, maka Merry Riana pun sering mengadakan kegiatan-kegiatan yang sifatnya sosial non-profit untuk menemukan kembali kebahagiaan yang sejati dalam hidupnya. Dan dengan memedomani hal itu, sejauh ini, ia pun mendapati dirinya menjadi sosok yang lebih berbahagia.

Berkaca dari dua sosok sukses yang masih hidup itu, pada akhirnya Dul Kaher pun terinspirasi untuk mengikuti jejak langkah mereka. Ia telah memutuskan dengan pendirian yang bulat untuk memberikan 30 persen dari gajinya itu untuk kedua orang tuanya demi menemukan kebahagiaan yang sejati pada dirinya. 

Selain itu, hal lain yang membuatnya mengambil langkah demikian adalah sebab timbul rasa iba pada dirinya manakala ia memandangi wajah kedua orang tuanya yang kian sepuh. Kekuatan mereka, keperkasaan mereka, kesehatan mereka, dan rezeki mereka itu seakan perlahan memudar dari diri mereka.

Dul Kaher begitu merasa bersalah dan berdosa, sebab ia tak mampu mendampingi kedua orang tuanya secara terus menerus. Dan barangkali, dengan 30 persen gajinya yang rutin ia berikan setiap bulan untuk orang tuanya itu, bisa sedikit menebus sebagian kesalahannya, akibat tak mampu selalu hadir dan mendampingi mereka setiap waktu. 

Lantas, apakah sisa gaji Dul Kaher itu cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarganya?

Bagi Dul Kaher itu adalah sebuah pertanyaan yang lumrah, mengingat setiap bahtera rumah tangga memang sering dipercayai akan melaju dengan tenang dan damai manakala tungku dompet mereka telah terisi dengan bahan bakar penghasilan yang cukup. Artinya, mulus tidaknya perjalanan dalam rumah tangga akan ditentukan oleh besaran penghasilan ini. Namun, apakah selalu benar demikian adanya? 

Tentu saja itu adalah pandangan yang relatif, mengingat masih banyak realitas di sekitar rumah Dul Kaher yang menunjukkan kondisi yang sebaliknya. Tidak sedikit diantara tetangganya yang berpenghasilan melimpah pun tidak terlepas dari kandasnya hubungan rumah tangga mereka. Sehingga, muncullah sebuah anggapan yang tidak menyenangkan pada diri Dul Kaher, yakni, wanita diuji pada saat sang lelakinya itu berada pada titik perekonomian yang terendah, sementara si lelaki juga diuji pada saat mereka memiliki gaji yang semakin meninggi. 

Sang isteri diuji kesabarannya pada saat suaminya memperoleh gaji yang pas-pasan, dan suami pun tak lepas dari ujian-godaan manakala karier dan penghasilannya kian melejit. Dan hal itu, tentu tak terkecuali akan terjadi pada Dul Kaher dan keluarganya. 

Dengan sisa gajinya itu, ia dan isterinya itu masih harus "menyambungnya" dari sumber yang lain, demi menutupi semua kebutuhan keluarganya itu. Ia dan keluarganya rela bekerja apa saja asalkan halal. Mulai dari berdagang sampai berperan sebagai penyedia jasa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun