Rangkaian perjalanan umroh yang saya ikuti, di mulai dari Madinah, tempat Nabi Muhammad SAW menyi'arkan Islam sampai akhir hayatnya. Kawasan sekitar Masjid Nabawi  tergolong tertib, tidak ada pedagang kali lima yang kucing-kucingan dengan aparat.
Suasana seperti di pasar negeri kita, dimulai saat berkunjung ke Mesjid Quba, yang konon merupakan tempat persinggahan nabi ketika hijrah dari Mekah ke Madinah dulu. Pedagang-pedagang asongan berteriak "Jokowi, Jokowi, 50 ribu satu uang Jokowi", teriak seorang pedagang baju muslim menawarkan barang dagangannya.
Teriakan yang senada juga dilakukan pedagang kurma, peci putih dan sebagainya yang merupakan oleh-oleh khas haji atau umroh. Sepertinya mereka sudah yakin kalau orang yang ada di situ adalah orang Indonesia semua. Padahal ada juga dari negara-negara lain, meski memang mayoritas yang berada di situ adalah orang Indonesia.
Teriakan Uang Jokowi juga terjadi di Arafah, Jabal rahmah dan beberapa tempat belanja lain termasuk di Mekah sendiri. Bahkan tidak sekedar di kalangan pedagang asong, sampai toko emas pun bilangnya uang Jokowi, BUKAN Rupiah. Ketika saya mau naik taksi ke Mesjid Tan Im untuk mengambil Miqot, sopir taksi pun bilangnya sama, 50 real atau 250 ribu Uang Jokowi.
Yaa, presiden kita Bapak Joko Widodo ternyata sangat terkenal disana. Saya tidak sempat menanyakan sebelum Joko Widodo jadi presiden, apa mereka bilang uang SBY atau uang rupiah. Yang pasti, Uang Jokowi masih laku di Arab Saudi......
Jokowi, Jokowi..... seratus ribu tiga ...........
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H