Waktu pertama kali berwisata ke pantai di Anyer, saya terjebak dengan pungutan-pungutan yang cukup menarik urat syaraf. Pa ogah-pa ogah yang menawarkan mobil yang lewat untuk masuk ke pantai tempat wisata ternyata itu mungkin petugas pengelola kawasan tersebut.
Beberapa bulan lalu, saya bersama istri dan anak bungsu tiba di Anyer pas shalat subuh. Kami sengaja datang pagi untuk mengejar pemandangan terbit matahari di pantai. Karena hotel yang kami booking via online baru cek in jam 2 siang, kami bertiga masuk ke salah satu kawasan wisata pantai yang ada di anyer tersebut.
Ketika masuk, saya tidak menemukan ada petugas (mungkin karena masih pagi), demikian juga dengan saung-saung yang ada di pinggir pantai. Setelah kami masuk, kami duduk-duduk di salah satu saung yang paling dekat dengan bibir ombak.
Satu jam setelah itu, datangkah petugas yang memberi karcis parkir senilai Rp. 80.000,- Tanpa bisa protes, saya akhirnya membayar biaya parkir tersebut. Satu jam kemudian, datang lagi petugas ke saung yang juga memberi tiket sewa saung sebesar Rp. 80.000,- juga. Hmm.... saya cuma mampu menarik nafas setelah membayar biaya tersebut. Jika rombongan saya satu mobil penuh, 8 orang misalnya, mungkin angka tersebut tidak begitu terasa. Saya hanya datang bertiga, tetapi besar pungutannya sama dan saya berada disitu tidak lama pula.
Setelah cek in hotel, saya bersama istri iseng jalan-jalan cari ikan segar dan sampailah di pelabuhan Pantai Paku yang berada di sekitar persimpangan jalur evakuasi, masih dekat dengan keramaian kota. Ternyata di sekitar situ ada pantai yang bisa mandi laut dan main pasir dengan gratis, namanya adalah pantai Pangaradan. Letaknya memang tidak di pinggir jalan, tetapi jalan akses ke lokasi itu cukup bagus, hanya sekitar 1 km dari jalan raya.
Meski tidak terlalu lebar, pantai itu lumayan bagus. Bisa mandi main pasir dan main ombak seperti pantai-pantai lain. Bedanya disitu tidak tersedia sarana permainan seperti banana boat atau motor pantau yang beroda empat. Untuk duduk-duduk di saung juga tidak bayar, hanya kita harus tahu diri aja, paling tidak membeli kopi atau popmie di warung yang menyediakan saung tersebut.
Bagi rekan kompasianer yang akan berkunjung ke Anyer, silahkan mencoba bermain di pantai ini untuk menunggu jadwal cek in hotel yang rata-rata jam 2 siang kalau dipesan secara online. Pada kesempatan kedua, saya malah memancing di muara, atau tepatnya tempat keluar masuk kapal nelayan.... Alhamdulillah dapat dua ikan, meskipun nilainya tidak seberapa tetapi cukup untuk menyelamatkan harga diri karena selama perjalanan diledek terus sama istri kalau mancingnya belum tentu dapat ikan.
Selamat mencoba....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H