Jika dilihat di google map, jarak antara Mekah sampai Madinah sekitar 450 km. Mungkin sekitar Jakarta-Semarang kalau di Pulau Jawa bagian barat. Pertengahan September 2022 kemarin, ketika perjalanan Umroh, saya melaluinya secara terbalik, dari Madinah ke Mekah dengan menggunakan bis.
Dalam perjalanan yang memakan waktu hampir 6 jam, hanya sedikit melihat tanaman, itupun rata-rata meranggas hampir mati. Sedangkan rumput hampir tidak dijumpai sama sekali. Perjalanan siang tersebut memperjelas keadaan bahwa daerah Arab, terutama antara Madinah dan Mekah sangat gersang. Di kiri kanan  secara umum hanya bukit-bukit berbatu, atau padang pasir yang saya sendiri tidak bisa membayangkan bagaimana  panasnya kalau berada di tempat tersebut.
Pantas saja, sepanjang perjalanan yang hampir setengah Pulau Jawa tersebut tidak ada anak bermain bola, orang-orang bercengkrama di luar rumah seperti yang terjadi di negeri ini. Beberapa bangunan tampak tak berpenghuni, seperti yang sering terlihat dalam film zombie atau kota mati pasca wabah yang menewaskan seluruh penghuni wilayah.
Tiba-tiba guide perjalanan kami mengingatkan bagaimana repotnya perjalanan hijrah Kaum Muhajirin itu yang dipimpin oleh Nabi Muhammad SAW ketika itu. Kami menempuh perjalanan tersebut dengan bis nyaman berAC dan bisa tiduran, sehingga tidak bisa membayangkan betul bagaimana susahnya. Untuk hal tersebut, kami spontan bershalawat  untuk mengagungkan Rosulullah, salah satu tujuan kami berada disitu juga dalam rangka mengikuti jejak beliau.Â
Dalam benak saya yang tersirat adalah betapa beruntungnya kita berada di Indonesia, negeri kita layaknya surga seperti kata Bimbo dalam sebuah lagu. Kita berada di daerah dengan udara sejuk, pemandangan alam yang indah ada di setiap penjuru negeri. Â Curah hujan yang seimbang membuat tongkat kayu saja bisa menjadi tanaman. Pada sisi lain, laut yang luas juga menghasilkan berbagai komoditi laut yang tak ternilai.
Seharusnya, di negeri ini tidak ada permasalahan dengan kehidupan jika tidak dikotori oleh orang-orang yang serakah. Karena setiap jengkal tanah  di bumi pertiwi ini dapat memberikan manfaat bagi kehidupan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H