Menyambung kembali cerita wisata ke Pulau Tidung, saya ingin berbagi cerita tentang makanan. Seperti di tempat wisata umumnya, harga makanan di Pulau Tidung juga tergolong mahal jika kita membelinya di tempat wisata.
Sebelum berangkat, saya sudah mendapat gambaran dari penawaran  pengelola cottage untuk catering seharga 90 ribu perorang perhari (3 kali makan). Hmm.... 3 hari x 5 orang, 1,35 juta untuk makan saja. Akhirnya istri saya memutuskan untuk tidak ambil katering, perkara makan lihat nanti saja.
Makan pertama yang kami beli sesampai disana adalah pecel ayam, di warteg pinggir jalan antara pelabuhan dengan hotel, lumayan mahal juga, 25 ribu seporsi dengan potongan ayam yang tidak terlalu besar. Yah, kami beli saja karena sudah terlanjur lapar karena hari sudah menjelang siang dan perut baru saja dikocok oleh goyangan kapal.
Menjelang sore setelah istirahat, saya dan istri sepedahan ke pelosok pulau yang tergolong sangat kecil. Kami tanya-tanya dimana membeli ikan segar untuk sekedar bakar-bakaran nanti malam. Ada warga jang menunjuk beberapa rumah penangkap ikan, tetapi konon belinya akan berebut dengan para pedagang dari area wisata. Karena kebetulan belum jamnya beli ikan seperti yang diinformasikan warga, kami menggayuh sepeda lagi sampai ketemu satu warung nasi yang agak jauh dari tempat wisata.
Mungkin feeling perempuan, istri saya ternyata datang ke tempat yang dibutuhkan.  Warung itu ternyata melayani pesanan ikan bakar dengan harga 80 rb per kg sudah matang dan dibumbui sesuai keinginan kita. Kepiting yang sudah matang juga hanya 25 rb per ekor dengan ukuran yang cukup besar. Dengan 200 ribu  , kami mendapat 2 kg ikan bakar yang sudah tinggal "am", sebakul nasi, 6 gelas air mineral, 2 piring tumis sayuran yang berbeda.
Akhirnya selama di pulau tersebut kami selalu ambil makan dari situ, dari mulai cumi-cumi, kepiting sampai dengan aneka jenis ikan yang biasa ditangkap disitu. Yang awalnya sepulang dari Pulau Tidung mau mampir ke Pasar Muara Angke jadi batal karena kami sudah cukup puas dengan ikan-ikan yang kami makan selama 3 hari itu.
Cerita sebelumnya :Â
Wisata ke Pulau Tidung, Kapal Kayu Reyot dan Mogok
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H