Mohon tunggu...
Taryadi Sum
Taryadi Sum Mohon Tunggu... Insinyur - Taryadi Saja

Asal dari Sumedang, sekolah di Bandung, tinggal di Bogor dan kerja di Jakarta. Sampai sekarang masih penggemar Tahu Sumedang

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Resolusi 2017, Kurangi Main Api

18 Januari 2017   16:26 Diperbarui: 19 Januari 2017   14:00 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Sekedar mengikuti pergerakan mode, tahun baru ini saya ikut-ikutan pula membuat resolusi untuk membuat tahun depan lebih baik dari tahun lalu. Tentunya saya mengevaluasi dulu apa-apa yang sudah terjadi di tahun 2016 dan apa yang kira-kira perlu diperbaiki.

Beberapa saat sebelum kembang api saling bersahut, saya menghitung dulu jumlah jari tangan dan kaki, kiri dan kanan. Semuanya masih tetap seperti tahun-tahun sebelumnya dan di tahun mendatang saya merasa masih harus mempertahankan posisi itu sehingga tidak perlu melakukan perawatan kuku.

Setelah melakukan evaluasi dan kajian holistic,   maka saya tetapkan resolusi 2017 dengan tema “kurangi main api" atau tepatnya mengurangi kegiatan menyalakan api”. Setidaknya ada 5 manfaat yang bisa diperoleh yaitu : (1) mengurangi perut buncit, (2) mengurangi kantuk saat bekerja, (3) meningkatkan kesehatan,  (4) mengurangi polusi udara, dan (5) mudah-mudahan menambah uang sisa bulanan.

Mari kita lihat kaitannya satu persatu :

Seiring dengan penambahan usia, perut biasanya semakin buncit. Celakanya jika majunya perut tidak diimbangi dengan majunya karir. Hal itulah yang saya anggap masalah sehingga perlu memikirkan agar perut tidak semakin buncit.  Salah satu saran yang saya ikuti  adalah untuk tidak makan setelah jam 7 malam. 

Jika sudah niat, sebelum Shalat Isya saya sudah memaksakan diri untuk makan malam  meski perut belum minta. Namun katena biasa tidur larut sehingga  makin malam perut semakin minta diisi lagi dan tidur semakin susah. Jika sudah begitu saya biasanya ke dapur sendiri untuk menyeduh mie instan.  Ketika perut keroncongan, urusan perut buncit jadi nomor 2000. 

Saya sebenarnya tidak terlalu bermasalah berperut buncit, karena pertama sudah laku bahkan istri saya Nampak semakin cinta. Kedua ada yang bilang buncit itu seksi.  Masalah saya dengan perut ini hanya ketika Shalat (Tahiyat Akhir) dimana  duduk menekuk ibu jari kaki  kanan  dan ketika pakai sepatu bertali, perut serasa sangat mengganjal dan menyiksa.

Maka, jika saya mengurangi menyalakan api,maka saya tidak bisa menyeduh mie instan lagi dan terpaksa harus tidur lebih awal. Nah, ternyata dengan mengurangi menyalakan api untuk memasak mie instan, saya pasti dapat dua manfaat pertama, yaitu mengurangi perut buncit dan mengurangi begadang yang biasanya bikin mengantuk saat kerja di kantor.

Saya orang yang sering sekali berhenti merokok. Sehari minimal 12 kali berhenti merokok, yaitu ketika  rokok ditangan sudah mulai terasa panas ketika diisap. Itu menunjukkan rokok yang dihisap sudah menyisakan 1 seti lagi. Dengan mengurangi menyalakan api, saya  pasti akan kesulitan menyalakan rokok.  Jika setiap hari saya mengurangi satu kali menyalakan api rokok, saya akan mendapat dua manfaat berikutnya yaitu    meningkatkan kesehatan dan mengurangi polusi udara.

Sebagai akumulasi dari dua tindakan menyalakan api untuk meyeduh mie instan dan menyalakan rokok, ada kemungkinan saya dapat mengurangi pengeluaran setidaknya 1 barang rokok perhari dan 2 atau 3 mie instan per minggu. Itu artinya saya mungkin mendapat manfaat yang kelima, siapa tahu dalam beberapa tahun bisa terkumpul buat umroh dengan istri tercinta...

Mudah-mudahan......

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun