Mohon tunggu...
Taryadi Sum
Taryadi Sum Mohon Tunggu... Insinyur - Taryadi Saja

Asal dari Sumedang, sekolah di Bandung, tinggal di Bogor dan kerja di Jakarta. Sampai sekarang masih penggemar Tahu Sumedang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Membeli Buku Adalah Investasi

21 Mei 2012   18:46 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:00 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu kebiasaan saya adalah suka membeli buku tetapi tidak untuk segera dibaca. Keputusan membeli buku seringkali bukan karena kebutuhan saat itu. Ketika judul buku atau ulasan singkat mengenai isi sebuah buku itu dianggap sangat bermanfaat, biasanya saya akan membelinya ketika ada pameran buku atau ketika jalan-jalan ke toko buku. Maka tidak jarang buku yang dibeli sampai berbulan-bulan tidak tersentuh sama sekali.

Ketika buku-buku Robert T Kiyosaki yang sarat nasihat hidup itu dibaca banyak orang, sayapun membelinya, tapi hanya dua dari empat buku yang dibeli itu benar-benar dibaca. Demikian juga dengan bebarapa buku manajemen, buku agama dan lebih banyak lagi buku tentang lingkungan, sebagian bahkan belum disentuh lebih dari setahun setelah dibeli.

Memang sepintas terkesan konyol dan menggelikan, tetapi saya punya keyakinan bahwa buku-buku itu suatu saat akan bermanfaat. Tidak sedikit pula manfaat yang sudah saya dapat dari membaca buku-buku itu sehingga saya menganggap bahwa membeli buku adalah investasi jangka panjang. Kalau buku itu saya ibaratkan obat, saya tidak akan kesusahan mendapatkannya ketika tiba-tiba tertimpa sakit. Ketika saya terdesak memerlukan suatu pengetahuan dengan segera, sayapun tidak akan terlalu kerepotan karena banyak buku yang tersedia. Bahkan kita juga bisa bersedekah ketika ada tetangga yang meminjam untuk membacanya.

Karena merasakan benar manfaat dari punya banyak buku, maka kebiasaan itu saya tularkan pada kedua anak saya yang sudah sekolah. Alhamdulillah berhasil, meskipun saya mengatakan pada mereka bahwa “hanya ada anggaran untuk buku-buku pendamping pelajaran sekolah” tetapi tidak menyurutkan minat mereka untuk mengoleksi buku juga. Maka jika kami berkesempatan jalan-jalan bersama, toko buku dan penjual buku-buku bekas selalu menjadi tujuan prioritas kami.

Jika kami kebetulan berada di Bandung siang-siang, kios buku loakan di samping PLN Cikapundung tidak pernah kami lewatkan. Anak-anak saya biasanya membeli komik bekas sampai 10 buah seorang yang dibeli pakai uang tabungannya masing-masing. Jika buku cerita Doraemon di toko buku harganya belasan ribu, di situ sepuluh ribu bisa dapat tiga atau empat. Bagi saya, mau komik atau apapun bacaannya, selama menumbuhkan minat baca saya anggap baik asal buku itu juga dinilai layak untuk dibaca mereka. Kalau kita teliti dengan seksama, tidak sedikit inspirasi dan pelajaran hidup yang berguna untuk anak-anak itu berada dalam komik-komik itu.

Dua tahun yang lalu, anak pertama saya yang saat itu SD kelas 6 pernah punya ide untuk membuat buku cerita imajinasi, untuk mengkisahkan seseorang punya kekuatan gaib yang bisa mengkhitan anak hanya dengan cara menuliskan nama anak itu di buku saktinya. Dalam imajinasinya, orang itu akhirnya menjadi penyelesai masalah bagi para orang tua yang anaknya takut dikhitan. Yah, mungkin saja ia terinspirasi oleh Doraemon yang apapun bisa terjadi. Sayangnya makin sibuk sekolahnya di SMP, imajinasi itu sepertinya terabaikan.

Terlepas dari sejauhmana kemenarikan dan kelayakan gagasan itu bisa benar-benar dibukukan, saya menganggap itu adalah manfaat yang tak ternilai dari sebuah buku. Dan ketika manfaat dari membaca buku itu tak ternilai dibanding harga belinya, maka itu artinya sebuah investasi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun