Sore tadi sepulang kantor, sebuah buku bukan milik saya tapi familiar dengan covernya tergeletak di meja tamu. Yah, buku “Jelajah Negeri Sendiri” yang merupakan salah satu dari serial Merajut Keindonesiaan yang digagas Kompasiana rupanya telah sampai. Artinya buku tersebut telah beredar di pasaran.
[caption id="attachment_331287" align="aligncenter" width="300" caption="Buku Kompasiana Jelajah Negeri Sendiri, sumber : dokumen pribadi"][/caption]
Ini adalah buku kedua yang saya terima dari penerbit Bentang Pustaka setelah buku pertama Cinta Indonesia Setengah Hati yang juga ada salah satu karya saya di situ. Lumayan, anggap saja jadi penulis musiman atau jadi-jadian, hehe.
Selain itu, saya juga bisa membaca karya-karya kompasianer lain tanpa harus terpaku di depan komputer. Buku yang isinya seputar perjalanan ke seluruh penjuru nusantara ini dapat menambah wawasan saya yang memang sering mendapat tugas kantir berkunjung ke keposok NKRI.
Terus terang saya lebih berbangga dengan buku kedua ini karena tulisan saya ada empat sekaligus meskipun beberapa kompasianer lain juga menyumbang empat tulisan. Saya juga bangga karena bisa berdampingan dengan tulisan dari kompasianer lain yang lebih ternama, yaitu Mas Choerul Huda yang tulisannya sering membuat saya iri, Pak Guru Go Green Bain Saptaman dengan kritik-kritik tajamnya dalam bahasa yang unik, dan yang lainnya yang saya tidak bisa sebut satu-persatu.
[caption id="attachment_331288" align="alignnone" width="300" caption="sumber : dokumen pribadi"]
Satu hal yang unik dari kejadian ini yang mungkin saja sangat-sangat kebetulan, yaitu untuk kedua kalinya berdampingan dengan Kompasianer Bapak Widi Kurniawan. Dua tahun yang lalu saya dengan beliau adalah sama-sama pemenang lomba menulis di Kompasiana yang bertema “Maag dan Gaya Hidup”.
Di tengah hiruk pikuk Pemilu ini saya jadi jarang berkompasiana karena lebih banyak artikel hujat-menghujat tokoh politik yang tidak begitu saya minati. Tiap kali membuka, ada saja aktivitas hujat-menghujat tersebut.
Terima kasih Mas Pepih Nugraha yang telah membawa saya ke lembaran tipis “gudang ilmu” tersebut. Semoga ini memacu saya untuk semangat menulis lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H