Dampak kenaikan harga BBM dari Rp 6.500 ke Rp 8.500 beberapa waktu lalu menyebabkan tariff ojek dari stasiun kereta ke rumah saya yang jauhnya hanya 3 km naik dari 10 ribu ke 12 ribu. Kalau malam, yang biasanya 12 ribu jadi 15 ribu.
Kemarin, ketika menunggu di jemput istri sepulang dari Surabaya, saya sempat sedikit berbincang dengan tukang ojek yang sebagian besar mukanya sudah familiar bagi saya. Topiknya mengenai penurunan BBM yang baru saja diluncurkan pemerintah, dari Rp 8.500 ke Rp 7.600. Transkrip pembicaraan kira-kira sebagai berikut :
Tukang Ojek : “Oh.. TTC, deket atuh….”
Saya : “Yaa… dekat memang, oh ya bang gimana tarif ojeknya turun lagi nggak dengan turunnya harga BBM kemarin..?”.
Tukang Ojek : “Ah… turunnya kan sedikit om, cuma 900 gitu loh…. tanggung kan…???”
Saya : “Oh… jadi ga turun lagi yah…?”. Saya ingin penegasan
Tukang Ojek : “Ya enggak om…..”
Saya : “Makasih bang, tuh istri saya sudah datang mau menjemput”
Pembicaraan saya dengan tukang ojek akhirnya terhenti begitu saja karena istri saya sudah datang menjemput. Kalau sedang tidak membawa motor sendiri, saya memang biasanya minta dijemput karena 10 ribu atau 12 ribu untuk jarak 3 km rasanya terlalu berat. Apalagi di rumah saya ada 3 unit sepeda motor yang memang untuk mensiasati mahalnya biaya transportasi.
Kembalai ke masalah perbincangan tadi, memang sudah menjadi kebiasaan penyedia jasa transportasi, jika BBM Naik, tarif langsung naik, tetapi jika harga BBM turun, tarif belum tentu turun. Seperti kasus ojek di atas dengan alasan tanggung. Entah bagaimana mereke mendefinisikan “tanggung” itu, padahal perubahan harga 11% itu sangat-sangat signifikan.
Kasus di atas, bukan tidak mustahil jika BBM naik lagi ke Rp. 8.500 tarif ojek akan naik lagi dari 12 ribu ke 14 ribu atau 15 ribu. Kenaikan yang kedua ini bisa dihindari jika tidak ada penurunan tersebut.
Sedikit masukan buat pemerintah, mohon untuk mengendalikan harga BBM supaya naik-turunnya tidak terlalu sering. Apa gunanya pemerintah (menteri keuangan) kalau BBM untuk rakyat sepenuhnya mengikuti harga pasar. KECUALI pemerintah menjamin bahwa turunnyaa harga BBM saat ini sanggup dipertahankan sampai satu atau dua tahun ke depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H