Mohon tunggu...
Rosid Net
Rosid Net Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Ketika orang lain melihat saya baik, itu artinya Allah sedang menutupi keburukan saya. Ketika orang lain menilai saya benar, itu artinya Allah sedang menutupi kesalahan saya. Ketika orang lain memandang saya rajin, itu artinya Allah sedang menutupi kemalasan saya. Ketika orang lain menganggap saya pandai, itu artinya Allah sedang menutupi kebodohan saya. Ketika orang lain mendengar saya jujur, itu artinya Allah sedang menutupi kedustaan saya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mencari Gading Yang Tak' Retak

10 Juli 2011   05:25 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:47 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dua tahun ku mengenalmu, dua tahun pula ku berusaha untuk memahamimu. Bisa mengenalmu saja itu sudah menjadi anugerah yang luar biasa, luar bisa jika ku bisa mengambil segala hikmah atas semua yang kita lalui. Dan belajar memahamimu, itu jauh lebih luar biasa lagi... setidaknya ku bisa melihat bahwa sosok “Inong Aceh” adalah simbol keteguhan “Ibu Perbu” yang tidak pernah membiarkan air matanya jatuh tanpa nilai dihadapan Illahi Rabbi.

Adinda Puspita, maafkanku jika selama ini tidak bisa mencintaimu seperti yang engkau inginkan, tapi insya Allah, aku sudah berusaha untuk mencintaimu dengan segala cara dan kemampuan yang aku miliki. Aku memang tidak bisa menjaminmu untuk bisa berbahagia bersamaku, tapi percayalah aku telah berusaha sebisa mungkin untuk membuatmu tidak bersedih.

Insya Allah aku percaya... sejauh mana engkau melangkah, engkau tetaplah seorang “Inong”, inong yang akan selalu menjaga adat dipundak kirinya dan syariat dipundak kanannya. Kejarlah terus cita-citamu hingga kelak engkau mampu memberikan yang terbaik untuk “Nanggroe”.

Yoh na teuga taibadat, tahareukat yoh goh matee

Wassalamu'alaikum...

Salman Haris

Tak terasa, berlinanglah air mata Puspita. Bayang-bayang kenangan indah masa lalunya dengan Salman benar-benar menyelimutinya. Tersentak ia sadar kalau selama ini dia telah keliru, banyak karakter baru yang tumbuh didialam dirinya yang tidak lagi mencerminkannya sebagai Inong Aceh. Yang menjungjung tinggi adat istiadat yang lahir dari syariat...

Bergegas ia mengambil ponselnya, kemudian ia buka daftar kontak mencari nama Salman, tidak banyak ba bi bu lagi... ia langsung menelepon Salman. Tapi sayang.... nomor handphone Salman tidak bisa dihubungi.

Singkat cerita, masa berliburpun tiba. Tidak mau menyia-nyiakan waktu lagi untuk liburan kali ini Puspita memutuskan untuk pulang kampung ke Krueung Raya, tentunya dengan rencana yang sudah sangat “diagendakannnya” untuk menemui Salman di Aceh Tamiang.

Begitu sampai di kampung halamannya, ke esokan harinya Puspita dengan penuh semangat pergi berangkat ke Aceh Tamiang bersama adik perempuannya Mutia. Antara berdebar dan tidak sabar bercampur aduk didalam pikirannya, ia hanya bisa berharap ; Pertama, mudah-mudahan Salman masih mencintainya dan Kedua, mudah-mudahan Salman belum menikah.

Menjelang sore hari, Puspita bersama Mutia berhasil menemukan rumah Salman. Tidak terlalu sulit memang bagi Puspita untuk menemukan rumah Salman, karena sebelumnya memang antara dia dan Salman banyak bertukar informasi, termasuk tentang alamat asal masing-masing. Luar biasanya gembiranya bukan main, saat Puspita bisa bertemu dengan Ibu Salman yang sudah berusia 60 tahunan dan kedua adik Salman yang masing duduk di bangku kelas 2 SMP dan kelas 4 SD. Namun, keceriaan Puspita 180 derajat berubah menjadi hujan air mata, karena sosok pria yang ia cari dan cintai ternyata sudah berpulang menghadap yang Maha Kuasa. Salman meninggal dunia akibat kecelakaan bis yang ia tumpangi saat pulang dari Jakarta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun