Mohon tunggu...
Kang Insan
Kang Insan Mohon Tunggu... karyawan swasta -

God created men in order to tell stories

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Sang Pengantin

10 September 2015   11:26 Diperbarui: 16 Februari 2017   13:43 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

“Jangan!” serunya. Ia mencoba berlari. Sayangnya, orang-orang itu malahan mengejarnya. Ia kelelahan berlari sambil mengendong Pengantinnya. Ia terjatuh sambil memeluk pengantinnya. Lalu, orang-orang beramai-ramai merebut pengantin dari pelukannya.

“Bakar! Bakaaaaar!” teriakan orang-orang. Lalu, seseorang mengguyurkan bensin ke tubuh pengantinnya, lantas seseorang melemparkan korek api. Dan, pengantinnya pun terbakar.

(5)

Ia terbangun. Sepi, sudah tidak ada siapa-siapa lagi. Kepalanya masih sakit bekas pukulan tadi. Dilihatnya sang Pengantinnya hangus terbakar. Ia pun menjerit dan menangis sejadinya-jadinya. Kepalanya sangat sakit, pikirannya tak karuan, pada akhirnya ia pun tersenyum.

“Besok aku bikin lagi Pengantinku,” katanya pada dirinya, “di gubukku masih banyak kulit jagung, kelapa, daun pisang kering, batang singkong. Masih bisa ku bikin tiga sampai empat orang-orangan lagi!”

Kemudian, ia bernyanyi sepanjang jalan ke gubuknya.

diana, diana, kekasihku…bilang pada orang tuamu….”

Sunyi.

-----Taman Margasatwa, 10 September 2015

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun