Tulisan ini muncul secara spontanitas saja. Tadinya pagi ini saya hendak mem-publish sebuah puisi. Namun, tiba-tiba saya membaca pada bagian terekomendasi sebuh judul  "Kreatifitas Menulis Terkadang Dianggap sebagai Sebuah Penipuan". Pas saya klik teryata yang menulis adalah kompasianer yang tulisannya sering saya tunggu-tunggu. Ada dua alasan mengapa kompasianer ini saya tunggu-tunggu: pertama, tulisan-tulisan yang dibuatnya umumnya merupakan reportase tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh buruh migran Indonesia di Hongkong. Yang mungkin, reportase seperti itu tidak akan kita dapatkan dalam surat kabar kita. Kedua, kompasianer ini yang pertama kali menulis di shout box saya di Kompasiana. Ini yang mendorong saya terus menulis di Kompasiana. Bahkan, malahan membuat saya terlalu bersemangat.
Terlepas dari itu semua, tulisan ini hanya akan menyoroti penulisan kata asing ke dalam ejaan bahasa Indonesia yang sering salah. Kebetulan saja tulisan Mbak Ina yang memberikan inspirasi untuk menuliskan topik ini. Kebetulan juga beberapa contohnya saya ambil untuk bahan penulisan ini. Tentu saja, semangatnya untuk saling berbagi dan saling belajar.
Dalam ejaan kita, yaitu Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, diatur tentang penulisan unsur serapan. Sebagaimana kita ketahui bahwa bahasa Indonesia itu ternyata menyerap unsur dari berbagai bahasa asing, seperti dari bahasa Sansekerta, Arab, Portugis, Belanda, Cina, dan Inggris. Dalam kenyataannya, unsur yang diserap dapat dikategorikan ke dalam dua bentuk, yaitu pertama, unsur yang diserap langsung dan belum disesuaikan dalam ejaan bahasa Indonesia, seperti kata reshuffle, cancel, dan shuttle cock, yang penulisan dalam kalimat harus dicetak miring atau digarisbawahi; kedua, unsur yang sudah diserap itu telah mengalami adaptasi dan penulisannya disesuaikan dengan ejaan kita, jumlah unsur ini banyak sekali, bahkan mungkin mendominasi bahasa Indonesia, hanya saja unsur ini sudah begitu menyatu sehingga tidak terasa lagi keasingannya.
Bahasa kita banyak menyerap kata dari bahasa Inggris dan bahasa Belanda. Oleh sebab itu, dalam ejaan kita, ada pedoman bagaimana menyesuaikan penulisan kata-kata Inggris dan Belanda ke dalam bahasa Indonesia. Pedoman itu akan saya coba jelaskan beberapa saja di bawah ini.
(1) akhiran bahasa Inggris -ive diindonesiakan menjadi -if
active-->aktif; descriptive-->deskriptif; creative-->kreatif
(2) akhiran -ty atau -teit (Belanda) diindonesiakan menjadi -tas
university-->universita; quality-->kualitas
Nah, yang menarik adalah ketika kita mencoba mengindonesiakan kata, seperti creativity, activity maka terjadi penggabungan dua kaidah di atas, padahal itu tidak perlu.
Kata creativity sering diindonesiakan menjadi kreatifitas, konsonan /v/ diganti menjadi /f/ (kaidah ini tidk ada dalam ejaan kita), seharusnya menjadi kreativitas. Demikian juga, kata activity, berarti bukan aktifitas, melainkan aktivitas.
Semoga tulisan ini bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H