Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi: Nis dan Media Sosial

17 Oktober 2024   06:12 Diperbarui: 17 Oktober 2024   06:14 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku menemukanmu di belantara media sosial, tergeletak begitu saja di antara kepingan opini dan komentar.

Wajahmu tirus, mata cekung setelah memandang layar telepon genggam seharian, jempol tangan berdarah, tertusuk aneka duri meski tidak nyata.

Engkau hendak menjangkau awan, meninggalkan dunia nyata demi sebuah pengakuan maya. Ada dan tiada, terlalu sulit kini untuk mencerna.

Menangislah ketika gemerlap fatamorgana redup kehabisan kuota.

Tertawa berpura bahagia, menyaksikan tepuktangan entah dari mana asalnya.

Dua tahun lalu, Nis hanya gadis remaja biasa. Sopan dan ramah, logika berpikir masih jernih seumpama bunga dahlia, kebanggaan keluarga.

Sekejap kemudian berubah

Hantu media sosial merasuki jiwa, aneka sanjungan menjadikan ia serupa  tubuh tak bernyawa.

Nis, sadarlah. Dunia nyata di bawah kaki tempat berpijak, dunia maya hanya lengkungan awan tiada ujungnya.

#####

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun