Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Akronim Elok

5 April 2023   07:13 Diperbarui: 5 April 2023   07:15 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gerimis turun di mata nan elok, tiupan angin menyapu dingin hidung mbangir. Dingin, sunyi, hanya tetes air menyatu meluruk mata, menimbulkan sentimen bahwa ini adalah fatamorgana. Benarkah?

Jangan tanya kepadanya tentang duka, itu artinya anda telah mengubur luka yang masih berdarah. Sejenis sayatan janji kepada sumpah, seumpama tikaman tajam terhadap setia. Bagaimana bisa wajah nan elok harus menanggung derita, bukankah ini lelucon penuh darama dan airmata.

Jauh dari apa yang bisa di bayangkan, ada nada sesal setiap kali hembusan nafas menemukan ritme bersama gumpalan hayal. "Seandainya pertemuan ini tidak terjadi, seandainya aku mendengat nasihat bunda tentang kesetiaan lelaki".

Terlalu cepat menyerahkan rasa kepada prasangka, ternyata mengakibatkan akal logika terkunci di lembah duka. Semestinya, dahulu diri menimbang rayuan sebagai alram kecemasan, bukan menjadikan pujian hanya kembang tanpa akar, tanpa perawatan, tanpa kejelasan kemana hendak di semai benih hubungan.

Anda tidak akan mengerti semua ini, sebelum malapetaka itu mengajari.

#####

Baganbatu, april 2023

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun