Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi: Sepak Bola Indonesia

2 April 2023   05:49 Diperbarui: 2 April 2023   07:16 1046
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wahai kesatria sepakbola, dirimu duka, nelangsa, hilang kendali jiwa atas raga, tersebab pagar pengayoman bertingkah durhaka. Menyatukan politik dengan olahraga, menitipkan kepentingan 2024 dalam skema.

Gelanggang seketika sirna, unjuk kesaktian musnah tanpa rupa, olah batin, olah rasa, olah ketangkasan, hanya dibalas permohonan maaf belaka.

Wahai kesatria sepakbola, kembalilah darimana engkau bermula. Dari sawah kembali berlumpur duka, dari pantai kembali menjemur asa, dari pelosok nusantara kembalilah dengan membawa kabar kepada ayah dan bunda.

Bukan kita tidak siap siaga, bukan kita lalai mengasah logika, bukan kita asyik masyuk terayu pujan semesta. Namun para tuan pemangku bijaksanalah telah merenggut masa, memotong dahan muda untuk kepentingan siapa.

Jika ksatria hendak unjuk sakti unjuk mantra sepakbola, sudi kiranya singgah di padepokan kumuh penuh tanaman duri berkayu akasia. Lihatlah kesetiaan mereka, berjemur panas meringkuk hujan, berlari naik turun gunung mencari kesempatan menendang si kulit bundar. H#ingga hati itu tiba, bocah kurus bertelanjang dada, siap sedia mengibarkan sangsaka kepentas dunia.

Berdukalah

Bersedihlah

Tafakur menyeimbangkan mimpi dengan fakta

Esok hari kita akan menendang bola, merebut juara, mengumandangkan lagu kebangsaan Indonesia raya dengan perasaan bangga.

Jangan dendam, jangan cepat berputus asa, Biarkan mereka yang durhaka kepada sepakbola, akan di hukum bumi di kutuk angkasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun