Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Ketika Perang

20 Maret 2023   06:59 Diperbarui: 20 Maret 2023   07:13 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika Perang pagi ini, rumput dan ilalang menyerbu sawah dan ladang, membiarkan batang padi meregang tanpa sempat meninggalkan warisan. Pupuk bersubsidi di sabotase dekat gudang, ranjau benih hingga biaya tinggi menghantui, petani tiarap, kebutuhan akan harga sepadan gabah nasional tak terpenuhi.

Ini perang brutal, ketika moncong meriam terarah ke meja makan, anak-anak kurus memenuhi lemari pajangan, ibu-ibu tak sempat memberi ASI, kucing kesayangan mondar-mandir membawa sebaki penuh coretan puisi.

Perang, memenuhi kecamuk pemikiran. Musuh datang, berupa apa, berapa banyak, bersenjata apa, membawa roti dan donat. Tuan kasir tergagap, kebijakan tambal-sulam menjebak.

Jika siang nanti perang telah usai, pastikan anakmu telah makan dengan berselonjor di lantai. Jangan biarkan lalat nimbrung mencuri dengar, meskipun rasa kasihan itu masih bersarang.

#####

Baganbatu, maret 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun